Sumber ekon.go.id

Tingkatkan Produktivitas dan Nilai Tambah bagi Petani, Pemerintah Launching Kemitraan Closed Loop Pemenuhan Bahan Baku Industri Hilir Komoditas Hortikultura

07 Mar 2024 15:41

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS

HM.4.6/76/SET.M.EKON.3/03/2024

Tingkatkan Produktivitas dan Nilai Tambah bagi Petani, Pemerintah Launching Kemitraan Closed Loop Pemenuhan Bahan Baku Industri Hilir Komoditas Hortikultura

Kabupaten Bandung Barat, 6 Maret 2024

Hortikultura sebagai salah satu sub sektor pertanian mempunyai potensi cukup besar untuk dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Nilai tukar petani (NTP) hortikultura tahun 2023 sebesar 111,75 menjadi yang tertinggi kedua setelah perkebunan dan dalam kurun waktu 2020 - 2023 menunjukkan tren kenaikan setiap tahunnya. Hal ini mengindikasikan kesejahteraan petani hortikultura terus meningkat. Namun demikian, masih terdapat tantangan di sisi hilirisasi, khususnya pemenuhan bahan baku dari hortikultura untuk industri.

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian tahun 2022, industri hilir olahan buah membutuhkan bahan baku puree sebesar 24.182 ton per tahun dan konsentrat sebesar 9.194 ton per tahun. Sementara itu, kapasitas produksi industri yang menghasilkan puree dan konsentrat hanya sebesar 9.500 ton per tahun sehingga industri hilir masih harus memenuhi kekurangan bahan baku melalui impor sebanyak 26 ribu ton. Selain itu, industri french fries yang setiap harinya membutuhkan bahan baku kentang sebanyak 112 ton per hari juga sebagian besar masih dipenuhi dari impor.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Kemenko Bidang Perekonomian bersama stakeholders terkait mendorong pengembangan Kemitraan Closed Loop Pemenuhan Bahan Baku Industri yang melibatkan multi stakeholder yaitu Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, BUMN, akademisi, perbankan, pelaku logistik, pelaku usaha, dan pihak swasta sebagai off taker. Model kemitraan ini dikembangkan dalam ekosistem yang berbasis digital dengan teknik budidaya Good Agricultural Practices (GAP) dan sistem distribusi yang baik serta jaminan pasar/harga yang bersaing.

Sebagaimana arahan Presiden RI Joko Widodo dalam acara Food Security Summit ke-5 pada tanggal 18 November 2023 lalu, model kemitraan inclusive closed loop agar terus dikembangkan dan direplikasi di berbagai daerah untuk meningkatkan produktivitas dan nilai tambah petani. Dengan melihat potensi pembangunan agribisnis yang ada, Kemenko Bidang Perekonomian menginisiasi Kabupaten Bandung Barat sebagai lokasi pilot project pertama untuk pengembangan Kemitraan Closed Loop Pemenuhan Bahan Baku Industri dengan komoditas buah dan kentang.

Rangkaian kegiatan launching yang dilaksanakan pada Rabu (6/03) tersebut diawali dengan peninjauan stand produk segar, bahan baku, dan produk akhir unggulan Kabupaten Bandung Barat oleh Deputi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian Dida Gardera bersama Pj Bupati Bandung Barat Arsan Latif serta para tamu undangan lainnya. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan launching, penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU), dan talk show Kemitraan Closed Loop Pemenuhan Bahan Baku Industri di Kabupaten Bandung Barat. Dalam agenda launching juga dilakukan penyerahan bantuan bibit kentang dan pupuk organik kepada petani hortikultura serta pemberian bantuan tabungan dan DPLK dari Bank BJB cabang Padalarang kepada pelaku usaha PT Gholyfood Indonesia Jaya.

Launching Kemitraan Closed Loop Pemenuhan Bahan Baku Industri dilaksanakan di Lahan Greenhouse Cipada, Desa Cipada, Kecamatan Cisarua yang merupakan lahan milik petani mitra PT Gholyfood Indonesia Jaya selaku off taker dalam kemitraan ini.

Kemitraan Closed Loop Pemenuhan Bahan Baku Industri di Kabupaten Bandung Barat juga didukung oleh 12 stakeholders yang akan melaksanakan komitmen sesuai dengan MoU multi pihak antara Kemenko Bidang Perekonomian, Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian, Kementerian Koperasi UKM, Kementerian Desa PDTT, Pemda Kabupaten Bandung Barat, PKHT IPB, Bank BJB, Perkumpulan Pelaku Logistik Indonesia, PT Gholyfood Indonesia Jaya, PT Indo Agro Plus, dan Koperasi Ciwangi.

Lebih lanjut, Pj Bupati Bandung Barat Arsan Latif dalam sambutannya menyampaikan bahwa pola pertanian di Kabupaten Bandung Barat harus dirubah dari pola tradisional menjadi pola milenial. Para petani harus banyak belajar bagaimana caranya memproduksi hasil pertanian yang memang dibutuhkan oleh pasar.  “Jadi dibalik pola pikirnya, cari dulu siapa yang mau beli, baru kita tanam. Pemerintah juga perlu hadir untuk memberikan fasilitasi sehingga petani bisa fokus melakukan budidaya sesuai dengan jenis komoditas dan spesifikasi yang diminta,” jelas Bupati Arsan.

Kemitraan tersebut diharapkan mampu mendorong peningkatan produksi buah, mendorong peningkatan kapasitas petani dalam penyediaan pasokan yang sesuai dengan kebutuhan bahan baku industri, dan secara bertahap memberikan substitusi impor sehingga ketergantungan industri hilir terhadap bahan baku impor dapat berkurang.

“Saya berharap, Pilot Project Kemitraan Closed Loop Pemenuhan Bahan Baku Industri di Kabupaten Bandung Barat ini dapat menjadi contoh keberhasilan yang menginspirasi daerah lain untuk mereplikasi program yang sama untuk mendorong hilirisasi komoditas hortikultura”, tutur Deputi Dida.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut diantaranya yakni Asisten Deputi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Kewirausahaan Kemenko Bidang Perekonomian, perwakilan Sekretariat Kabinet, Ditjen Hortikultura Kementan, perwakilan Kemenkop UKM, jajaran SKPD Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Subang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Sukabumi, perwakilan Bank BJB cabang Padalarang, Kepala PKHT IPB, Ketua Umum Perkumpulan Pelaku Logistik Indonesia, para pelaku usaha di antaranya yaitu PT Gholyfood, PT Zio, PT Gholywinn Potato, serta para petani dan koperasi petani. (dep2/fsr)

                                                                    ***                                                                                                                                           

Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi, dan Persidangan
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Haryo Limanseto

Website: www.ekon.go.id
Twitter, Instagram, Facebook, TikTok, Threads, & YouTube: @PerekonomianRI
Email: humas@ekon.go.id
LinkedIn: Coordinating Ministry for Economic Affairs of the Republic of Indonesia   


Bagikan di | Cetak | Unduh