Pemerintah terus berupaya memperkuat ketahanan ekonomi nasional di tengah dinamika global yang masih penuh tantangan. Upaya menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif tidak hanya bergantung pada kebijakan makro, tetapi juga pada kemampuan seluruh masyarakat untuk mengakses layanan keuangan secara merata.
Pemerintah terus memperkuat kebijakan dan kolaborasi lintas sektor dalam rangka membangun ekosistem pariwisata yang tangguh, berdaya saing, dan berkelanjutan. Sektor pariwisata sendiri merupakan salah satu pilar penting dalam perekonomian nasional yang berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat
Sebagai bagian dari dunia perdagangan global, pasar otomotif global menunjukkan daya tahan dan terus bertumbuh. Total penjualan kendaraan baru dunia pada tahun 2024 mencapai 92,5 juta unit, di mana kendaraan konvensional (Internal Combustion Engine/ICE) masih mendominasi dengan pangsa sebesar 80,8% atau setara dengan 74,7 juta unit. Untuk kawasan ASEAN, pada tahun 2024 tercatat penjualan di pasar sekitar 3,15 juta unit, dengan dominasi ICE yang sangat tinggi pada 93,7% atau 2,95 juta unit.
Perekonomian Indonesia mampu tumbuh solid di 5,12% pada kuartal II 2025 dan imenjadi salah satu yang tertinggi di antara negara G20. Selain itu, IHSG juga mencetak all-time high menembus level 8.100 yang sekaligus menunjukkan kepercayaan investor terhadap ekonomi Indonesia. Investasi semester I 2025 juga telah mencapai Rp942 triliun, naik 13,6% dibanding tahun sebelumnya.
Ekonomi dan keuangan syariah merupakan salah satu sektor yang terus digali potensinya oleh Indonesia karena akan berdampak besar bagi perekonomian nasional. Dalam State of the Global Islamic Economy Report, Indonesia kini menempati peringkat ketiga dunia dalam ekonomi syariah global. Kekuatan utama berada pada modest fashion, pariwisata ramah muslim, serta industri farmasi dan kosmetik halal. Di sisi lain, Indonesia masih memiliki ruang besar untuk memperkuat sektor halal food, keuangan syariah, serta media dan rekreasi.
Memiliki lebih dari 680 juta penduduk sebagai kekuatan pendorong utama, membuat kawasan ASEAN menjadi salah satu pasar digital paling dinamis dan berkembang pesat di dunia. Berdasarkan laporan e-Conomy SEA 2024 yang disusun oleh Temasek, Bain & Company, dan Google, nilai ekonomi digital Asia Tenggara tercatat mencapai USD263 miliar dalam gross merchandise value (GMV) pada tahun 2024, dengan pendapatan sekitar USD89 miliar.