KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
SIARAN PERS
Menko Perekonomian Darmin Nasution: Sumut Bisa Jadi Pemain Ekonomi Dunia
Sumatera Utara, 26 November 2015
Sumatera Utara memiliki aset dan akses atas berbagai sumber daya yang nilainya berskala dunia. Dengan segala sumber daya itu, Sumut berpotensi menjadi menjadi pemain ekonomi dunia. Wilayah ini sangat kaya dengan Sumber Daya Air. Danau Toba misalnya, yang merupakan danau terbesar di Asia, memiliki sumberdaya air berkelanjutan yang mencapai 3,5 milyar meter kubik setiap tahunnya.
Penilaian tersebut disampaikan Menko Perekonomian Darmin Nasution saat meresmikan beroperasinya Pabrik Unilever Oleochemical Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Kamis (26/11), Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
Menurut Darmin, melalui aliran Sungai Asahan kita berpeluang membangun pembangkit listrik hingga 1,100 (seribu seratus) Megawatt. Sementara hingga saat ini kita baru memanfaatkan sekitar 700 (tujuh ratus) Megawatt.
Di sekitar kawasan Sei Mangkei, di pesisir Pantai Timur Sumatera Utara, juga ada 6 (enam) wilayah sungai, termasuk Sei Bah Bolon yang menjadi sumber daya penting bagi keberlanjutan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei, Kuala Tanjung dan aktivitas sosial-ekonomi lain di wilayah ini.
Keunggulan lain Sumatera Utara adalah posisi geo-ekonominya yang sangat strategis terhadap Selat Malaka yang merupakan jalur lalu lintas perdagangan tersibuk dunia. KEK Sei Mangkei memiliki akses ke Selat Malaka yang juga akan terkoneksi langsung dengan Pelabuhan Kuala Tanjung.
Setiap tahun, tidak kurang dari 120 ribu lalu lintas kapal melalui Selat Malaka yang mengangkut 45-50 persen perdagangan dunia. Artinya setiap hari lebih dari 300 kapal melalui jalur ini. Kapal-kapal tersebut mengangkut berbagai barang melayani perdagangan ke Asia Timur (China, Jepang, Korea), ke Asia Selatan (India, Pakistan), ke Timur Tengah-Afrika dan ke Eropa.
Darmin Nasution menegaskan, bangsa Indonesia telah berketetapan untuk memanfaatkan keunggulan geostrategis ini sebagai bagian konektivitas logistik nasional, membangun daya saing, dan mengurangi ketergantungan pelayanan jasa logistik kita terhadap jasa yang diberikan negara tetangga.
Ketergantungan terus menerus ini telah mengurangi daya saing ekonomi dan melemahkan kemandirian ekonomi bangsa selama puluhan tahun. Diperkirakan setiap tahunnya kita mengeluarkan 5-6 persen (US$ 14 miliar pada 2010) dari nilai ekspor kita untuk membayar jasa kepelabuhanan (port services) dan angkutan laut (feeder shipping) asing. Ini akibat kondisi 25 pelabuhan utama nasional mempunyai keterbatasan kedalaman, sempitnya alur pelabuhan, sehingga hanya mampu melayani bongkar muat kapal bertonase kecil.
Karena itu pembangunan Terminal Multi Purpose Kuala Tanjung oleh PT Pelindo I memiliki arti penting terhadap pengembangan KEK Sei Mangkei. Pelabuhan Kuala Tanjung harus didorong menjadi pelabuhan hub internasional.Peletakan batu pertama pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung ini dilakukan Presiden Joko Widodo pada Januari 2015.
Menko Perekonomian Darmin Nasution juga menyebut keunggulan Sumatera Utara yang lain, yakni Bandara Internasional Kualanamu yang telah menjadi hub internasional Indonesia di kawasan Barat. Bandara ini berkembang pesat dan saat ini telah melayani lebih dari 8 juta penumpang per tahun. Bandara ini juga menjadi bandara pertama di Indonesia yang terintegrasi dengan moda transportasi Kereta Api.
Melalui hadirnya Pelabuhan Kuala Tanjung dan Bandara Kualanamu, berbagai kegiatan ekonomi yang kita miliki, khususnya yang ada di Sumatera Utara akan memiliki akses pada sistem logistik nasional dan global.
Saat ini pemerintah tengah membangun akses jalan, jalur kereta api, sarana pelabuhan, pasokan listrik, gas dan air bersih yang terintegrasi di wilayah ini.
Menteri Perindustrian juga membangun dan mengembangkan Pusat Inovasi Kelapa Sawit, dan penyediaan infrastruktur dalam kawasan yang meliputi pembangunan jalur kereta api yang menghubungkan jaringan jalur kereta api Sumatera Utara, pembangunan dry port untuk memperlancar kegiatan ekspor dan impor, penyediaan tangki timbun, serta pembangunan jalan poros dalam kawasan yang semuanya ditargetkan selesai pada akhir 2015.
Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tengah membangun jalur kereta api ke Pelabuhan Kuala Tanjung dan penanganan jalan untuk mendukung aksesibilitas KEK Sei Mangkei.
Infrastruktur tersebut diharapkan dapat terintegrasi dengan beroperasinya Pelabuhan Multipurpose Kuala Tanjung yang ditargetkan selesai awal 2017. Sedangkan mengenai masalah perizinan, Kepala BKPM juga telah melimpahkan kewenangan perizinan penanaman modal kepada Administrator KEK Sei Mangkei.
Untuk mendukung peningkatan daya saing di Kawasan Ekonomi Khusus di Indonesia, Pemerintah pun meluncurkan Paket Kebijakan Ekonomi Jilid 6, yang salah satunya bertujuan untuk menggerakkan perekonomian di Wilayah Pinggiran melalui Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Paket ini memfasilitasi kemudahan investasi di KEK di bidang perpajakan, kepabeanan dan cukai, kemudahan di bidang keimigrasian, pertanahan, keimigrasian, dan penanaman modal. Menurut Darmin, Rancangan Peraturan Pemerintah ini telah disampaikan kepada Menteri Sekretaris Negara.
Humas Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Email: humas.ekon@gmail.com
Twitter: @perekonomianRI
Website : www.ekon.go.id