Pentingnya Kolaborasi Fintech dan UMKM dalam Mempercepat Pemulihan Ekonomi Nasional
23 Apr 2021 13:05Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) digital yang produktif merupakan kunci utama dalam mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah UMKM di Indonesia telah menyentuh angka 64,2 juta di tahun 2018 atau setara 99,99% dari jumlah pelaku usaha secara keseluruhan. Sesuai arahan Presiden Joko Widodo di awal bulan April 2021, angka rasio kredit yang diperuntukkan bagi pelaku UMKM ditargetkan mencapai 30% di tahun 2024.
Pada kesempatan yang lain, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa perdagangan digital diperkirakan akan tumbuh sebesar 33,2% dari tahun 2020 menjadi Rp337 triliun tahun 2021. Sementara transaksi digital banking diproyeksikan meningkat sebesar Rp32 triliun atau tumbuh 19,1% pada tahun 2021.
Dalam prakteknya, beberapa kendala UMKM dalam memperoleh akses terhadap kredit adalah minimnya informasi mengenai profil UMKM dan belum memenuhinya persyaratan manajemen risiko. Fintech hadir menjadi pilihan tambahan bagi UMKM yang ingin mendapatkan pembiayaan.
Selama pandemi Covid-19 ini, 52 penyelenggara fintech yang tergabung dalam Asosiasi FinTech Indonesia (AFTECH) telah memberikan berbagai total 55 program insentif, kemudahan, dan solusi finansial bagi masyarakat yang terdampak ekonominya. Hal ini terus dilakukan dan dikembangkan dengan melibatkan penyelenggara fintech yang berasal dari berbagai model bisnis seperti P2P lending, Financial Planner, Project Financing, Dompet Digital, dan lainnya. Hal ini dilakukan mengingat besarnya potensi kolaborasi penyelenggara fintech dan pelaku UMKM dalam menghadirkan solusi nyata yang mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional.
“Apa yang dilakukan oleh para penyelenggara fintech selama masa pandemi Covid-19 menunjukkan bahwa potensi fintech dalam mendukung program percepatan pemulihan ekonomi nasional masih terbuka lebar. Untuk itulah, acara hari ini sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat, khususnya pegiat UMKM, dalam hal mendapatkan alternatif pembiayaan dan solusi keuangan digital lainnya dari penyelenggara fintech,” ujar Aldi Haryopratomo, Wakil Ketua Umum AFTECH, kala membuka acara FinTech Talk yang bertajuk “Peningkatan Literasi Keuangan Digital & Potensi Kerjasama UMKM dengan Fintech dalam Rangka Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional” secara virtual.
Senada dengan Aldi, Rizal Edwin Manansang, Asisten Deputi Ekonomi Digital Kemenko Perekonomian RI, menyampaikan bahwa peran fintech dalam membantu digitalisasi UMKM di Indonesia sangatlah signifikan.
“Seiring dengan berkembangnya digitalisasi dalam dunia kita dewasa ini, saya meyakini bahwa kolaborasi antara penyelenggara fintech dan pelaku UMKM tidak hanya akan membuka akses pasar yang lebih luas bagi UMKM, namun juga memberikan alternatif pembiayaan dan solusi keuangan lain bagi UMKM yang mungkin selama ini masih belum tersentuh layanan perbankan. Tentu, hal ini tidak mudah. Peningkatan literasi masyarakat akan solusi keuangan digital adalah pekerjaan rumah kita bersama-sama,” kata Edwin.
Dalam kegiatan yang juga dibarengi dengan sosialisasi Buku Saku/Handbook Solusi Fintech Bagi UMKM ini, hadir pula Triyono Gani, Kepala Eksekutif Grup Inovasi Keuangan Digital (GIKD) Otoritas Jasa Keuangan. Ia mencermati pesatnya perkembangan industri dari tahun ke tahun, dari yang awalnya hanya terdiri atas beberapa model bisnis saja kini telah berkembang kian pesat, baik secara kualitas maupun kuantitas.
“Dalam memaknai pesatnya perkembangan industri fintech Tanah Air, kita perlu terus mengembangkan kolaborasi antara para penyelenggara fintech dengan anggota ekosistem keuangan lainnya dan masyarakat, termasuk UMKM di dalamnya. Meningkatkan pemahaman pelaku UMKM, termasuk manfaat dan risiko penggunaan fintech, dalam kegiatan usaha mereka merupakan hal utama yang perlu kita lakukan secara berkelanjutan,” ujar Triyono.
FinTech Talk ini juga menghadirkan beberapa tokoh seperti Dino Milano Siregar (Direktur Grup Inovasi Keuangan Digital, Otoritas Jasa Keuangan), Irene Swa Suryani (Asisten Deputi Bidang Pembiayaan Usaha Mikro, Kementerian Koperasi dan UKM RI), Benedicto Haryono (CEO & Co-Founder KoinWorks), Adjie Wicaksana (Co-Founder & CEO Halofina), Sandy Triady (CFO Rahsa Nusantara), dan Mercy L. Rumondor (Direktur RX Fashion) sebagai Panelis serta Petty S. Fatimah (Direktur Editorial Prana Group & Chief Community Officer Femina) sebagai Moderator. (mhm/fsr)
***