Sumber ekon.go.id

Kolaborasi dan Sinergi Untuk Tingkatkan Produksi dan Daya Saing Teh Indonesia

24 Mar 2022 12:39

Sebagai salah satu negara produsen teh, Indonesia memiliki share sebesar 2% terhadap total produksi teh dunia. Sementara itu, produksi teh PT Perkebunan Nusantara berkontribusi sebesar 41% terhadap produksi total teh dalam negeri, dengan didominasi dengan teh hitam ortodoks sebanyak 85%, kemudian teh hitam CTC sebanyak 15%.

Potensi pasar teh produksi Indonesia tersebar di berbagai belahan dunia. Pada tahun 2021 teh Indonesia telah diekspor ke 62 negara tujuan, di mana mayoritas ekspor teh Indonesia ditujukan ke Malaysia (13,12%), Rusia (12,63%), dan Australia (10,32%). B2B Meeting dan Indonesia Tea Day juga telah dilaksanakan untuk mempromosikan teh buatan Indonesia.

Kebutuhan teh dunia tentunya sangat tinggi mengingat teh merupakan bagian dari gaya hidup. Namun dengan adanya dinamika pasar ekspor di era globalisasi karena persaingan bisnis yang ketat dalam era AFTA, AEC, dan IJEPA, juga hambatan perdagangan berupa kebijakan tariff dan non tariff, serta dampak geo-politik, maka Indonesia perlu melakukan berbagai strategi untuk meraih pasar teh yang potensial.

Dalam upaya meningkatkan potensi ekspor teh Indonesia, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengadakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Potensi Peningkatan Ekspor Teh dari Provinsi Jawa Barat dalam Konsep Direct maupun Indirect Ekspor” di Bandung, Selasa (22/03).

“Indonesia merupakan eksportir teh terbesar ketiga belas dunia dengan nilai USD 96,326 ribu pada tahun 2020,” ujar Asisten Deputi Fasilitasi Perdagangan Kemenko Perekonomian Tatang Yuliono dalam FGD tersebut.

Berdasarkan analisis Tea Market Attractiveness yang melihat konsumsi teh per kapita dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang mempengaruhi konsumsi teh, maka dapat dilihat bahwa potential market untuk ekspor teh Indonesia adalah ke beberapa negara antara lain Malaysia, USA, Pakistan, Cina, Eropa, dan Australia. Pasar dunia saat ini juga lebih memilih teh yang aman dikonsumsi, yang tentunya telah disertifikasi.

Selain potensi pasar, Indonesia juga memiliki luas lahan perkebunan teh terbesar kelima di dunia dengan luas sebesar 107.905 ha pada tahun 2020. Produksi teh Indonesia berada di peringkat ke-8 dunia dengan produksi sebesar 138.323 ton pada tahun 2020.

Jawa Barat sendiri memiliki luas lahan perkebunan teh terbesar di Indonesia yakni seluas 86.976 ha pada tahun 2021, menyumbang sekitar 77,62% dari perkebunan teh nasional, di mana masih didominasi oleh perkebunan rakyat. Sejalan dengan hal tersebut, produksi teh Jawa Barat merupakan yang terbesar secara nasional yakni sebesar 89.218 ton pada tahun 2021, atau menyumbang 68,87% produksi teh nasional.

Produk ekspor teh Indonesia telah sesuai dengan produk teh yang menjadi permintaan dunia yaitu teh hitam yang telah difermentasi. Teh hitam difermentasi selain daun dalam kemasan merupakan produk teh yang paling banyak diekspor oleh Indonesia pada Januari 2022 dengan share nilai 83,69% dari total nilai ekspor.

Kolaborasi dan sinergi antar stakeholders, revitalisasi benih dan infrastruktur penunjang, serta edukasi petani teh sangat diperlukan agar Indonesia dapat meningkatkan kualitas teh yang diproduksi sehingga mampu meningkatkan daya saing teh Indonesia di tingkat global. 

Melalui diskusi seperti ini, tentunya Pemerintah mengharapkan teh Indonesia dapat lebih dikenal dunia. Selain itu, dapat dilakukan pembinaan agar pelaku usaha dapat bersaing juga secara digital sekaligus mengembangkan inovasi mulai dari pengembangan bibit hingga diversifikasi produk teh baru.

Turut hadir dalam acara FGD tersebut antara lain yakni Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat, Direktur Pemasaran PTPN III (Persero),  Direktur PT NX Lemo Indonesia Logis, dan Ketua Asosiasi Teh Indonesia. (map/fsr)

***


Bagikan di | Cetak | Unduh