Sumber ekon.go.id

Kerja Sama Sub-Regional Harus Mampu Menjadi Sistem Saraf yang Saling Menghubungkan dalam Pembangunan Kawasan

23 Jun 2022 08:15

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS
HM.4.6/325/SET.M.EKON.3/6/2022

Kerja Sama Sub-Regional Harus Mampu Menjadi Sistem Saraf yang Saling Menghubungkan dalam Pembangunan Kawasan

Jakarta, 23 Juni 2022

Kerja Sama Ekonomi Sub-Regional (KESR) perlu terus dioptimalkan potensinya untuk mengangkat perkembangan sosial ekonomi negara-negara yang bekerja sama di dalamnya. Salah satu KESR yang Indonesia tergabung di dalamnya yakni kerja sama Brunei – Indonesia – Malaysia – The Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA).

Koridor ekonomi BIMP-EAGA menjadi salah satu fokus diskusi dalam pertemuan antara Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Edi Prio Pambudi dengan Director Regional Cooperation and Operations Coordination Division Asian Development Bank (ADB) Alfredo Perdiguero. Selain itu, di dalam pertemuan juga diperdalam pembahasan mengenai kemitraan strategis antara ADB dengan Indonesia dan KESR di Asia Tenggara.

“Koridor ekonomi perlu diperluas dan dikembangkan untuk mencakup seluruh wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua. Hal ini sangat penting untuk mengoptimalkan potensi kerja sama daerah, mempersempit kesenjangan, dan mengakselerasi pembangunan konektivitas antar wilayah,” ungkap Deputi Edi dalam pertemuan yang diselenggarakan di Kantor Kemenko Perekonomian tersebut, Rabu (22/06). 

Lebih lanjut Deputi Edi menyatakan bahwa dukungan ADB terhadap pembangunan di wilayah Indonesia Timur perlu difokuskan pada upaya menuju ketahanan pangan dan energi, serta memperkuat potensi blue economy di kawasan. “Hal ini akan berpotensi spillover terhadap pertumbuhan di negara-negara lainnya yang berbatasan dengan Indonesia,”ujar Deputi Edi.

Melalui KESR diharapkan dapat mendorong implementasi multiplier projects. “BIMP-EAGA harus menjadi sistem saraf yang saling menghubungkan. Pasalnya, sekarang kawasan Indo-Pasifik memiliki peran geo-strategis, di antara forum Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP), Indian Ocean Rim Association (IORA), dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), Indonesia dan ASEAN berada di tengah-tengahnya,” tutur Deputi Edi.

Deputi Edi juga menyampaikan bahwa BIMP-EAGA harus bermanfaat bagi negara tetangga di kawasan, seperti Laos dan Kamboja. Hal ini tentunya akan memajukan kerja sama ASEAN secara umum, dan pada akhirnya akan mampu memainkan peran kunci dalam sistem saraf tersebut.

Di samping itu, pertemuan dengan ADB juga mendiskusikan persiapan Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) BIMP-EAGA di Indonesia yang akan diselenggarakan pada November 2022 mendatang di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat. Deputi Edi menyampaikan bahwa green agenda dan penguatan partisipasi daerah dalam KESR akan mengambil momentum pada PTM tersebut.

Daerah perlu mendapat wadah untuk berbagi pengalaman dalam pembangunan wilayahnya masing-masing. Terkait hal ini, Deputi Edi menyampaikan inisiatif untuk menyelenggarakan Forum Antar Kepala Daerah di kawasan BIMP-EAGA.

“Forum ini akan menjadi wadah diskusi dan berbagi pengalaman dalam membangun daerah berwawasan lingkungan sekaligus meningkatkan pemahaman daerah terhadap Koridor Ekonomi BIMP-EAGA dalam mendorong sektor-sektor unggulan di daerah masing-masing. Selain itu, kami mengharapkan dukungan ADB dalam menyukseskan gelaran PTM nanti,” pungkas Deputi Edi. (dep7/rep/fsr)

***

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi, dan Persidangan
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Haryo Limanseto


Website: www.ekon.go.id
Twitter, Instagram, Facebook, Tiktok, dan YouTube: @PerekonomianRI
Email: humas@ekon.go.id
LinkedIn: Coordinating Ministry for Economic Affairs of the Republic of Indonesia


Bagikan di | Cetak | Unduh