Sumber ekon.go.id

Dorong Konversi ke Kompor Induksi, Pemerintah Kurangi Ketergantungan kepada Liquefied Petroleum Gas

20 Jul 2022 14:04

Pemerintah menunjukkan komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi karbon dan beralih ke energi bersih melalui program konversi kompor Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3kg ke kompor induksi. Langkah konversi kompor LPG 3kg ini sejalan dengan salah satu isu prioritas G20 yaitu transisi energi.

Bersama PT PLN (Persero), Pemerintah akan melaksanakan program kompor induksi dengan melakukan pemberian paket kompor induksi kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) untuk menggantikan penggunaan kompor LPG 3kg.

PT PLN (Persero) saat ini sedang melakukan piloting pelaksanaan program kompor induksi di Bali dan Solo dengan target masing-masing 1.000 KPM. Target sasaran KPM di Bali terdiri dari 950 rumah tangga kecil dan 50 usaha mikro. Masing – masing KPM akan memperoleh 1 unit kompor induksi 2 tungku dengan daya 1.800 watt, utensil berupa 1 panci dan 1 penggorengan, alat pembaca konsumsi listrik, penggantian Mini Circuit Breaker (MCB) untuk penambahan daya dan pemasangan instalasi listrik kompor induksi.

Sehubungan dengan hal tersebut, Kedeputian Bidang Koordinasi Pengembangan Usaha BUMN, Riset, dan Inovasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melakukan kunjungan kerja di Kawasan Sanur, Denpasar, Bali, pada Jumat (15/07), untuk meninjau langsung lokasi piloting guna melihat respon masyarakat dan kesiapan PT PLN (Persero) dalam melaksanakan perluasan program kompor induksi.

Pada kesempatan tersebut, KPM yang dikunjungi yakni pelanggan PT PLN (Persero) golongan rumah tangga 450VA DTKS, golongan rumah tangga 900VA Non DTKS, dan usaha mikro/warung.

Langkah konversi kompor LPG 3kg ke kompor induksi dinilai sangat tepat karena Pemerintah juga dapat menghemat Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang selama ini dialokasikan untuk subsidi LPG.

“Program ini sangat bagus dan strategis. Dengan langkah ini, dari sisi keuangan Pemerintah, subsidinya jadi berkurang dan ini bisa mengurangi beban APBN,” ujar Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Usaha BUMN, Riset, dan Inovasi Montty Girianna.

Sedangkan dari sisi pengguna, program ini juga bermanfaat bagi masyarakat. Dengan memakai kompor induksi, masyarakat dapat lebih hemat karena harganya yang lebih murah dan juga proses memasak menjadi lebih aman dan lebih cepat.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan bahwa melalui konversi kompor LPG 3kg ini dapat menyelesaikan tiga persoalan sekaligus, yaitu mengurangi ketergantungan impor LPG, mengurangi beban APBN, dan menunjukkan komitmen transisi energi Indonesia dalam Presidensi G20.

Dari hasil kunjungan kerja, masyarakat penerima program kompor induksi merespon program ini dengan sangat baik dan menyampaikan terima kasih atas terlaksananya pemberian paket program kompor induksi. Masyarakat tersebut mengatakan bahwa rata-rata konsumsi LPG 3kg mereka per bulan sebanyak 2 tabung (rumah tangga 450VA DTKS), 3 tabung (rumah tangga 900VA Non DTKS), dan 3 tabung (usaha mikro/warung).

Pelibatan masyarakat penerima manfaat dan usaha mikro di Bali menjadi showcase G20 bahwa implementasi transisi energi di Indonesia berlangsung di semua lapisan masyarakat, tidak hanya di perkotaan dan industri maju.

Pelaksanaan piloting di Bali dan Solo selanjutnya akan diperluas dengan pelaksanaan piloting di beberapa wilayah termasuk di Provinsi Jawa-Bali, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi dengan target KPM sebanyak 300.000 sampai akhir tahun 2022. (dep3/dlt/fsr)

***


Bagikan di | Cetak | Unduh