Tingkatkan Ketangguhan Menghadapi Bencana, Pemerintah Bahas Penanganan Multi-Natural Disaster dengan World Bank
18 Oct 2022 20:52Indonesia memiliki angka kerentanan bencana yang cukup tinggi dan didominasi oleh bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan puting beliung serta bencana geologi seperti gempa bumi, tsunami, dan gunung meletus. Kerugian akibat bencana juga dapat menimbulkan pelemahan ekonomi di daerah terdampak maupun ekonomi nasional.
Sehubungan dengan hal tersebut, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melalui Kedeputian Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang bersama dengan World Bank membahas berbagai program yang dapat disinergikan bersama untuk memperkuat ketangguhan wilayah, khususnya terhadap multi-natural disaster di Indonesia.
World Bank sebagai salah satu center of knowledge diharapkan dapat memberikan dukungan peningkatan kapasitas dalam menghadapi bencana seperti melalui pelatihan berupa workshop dan short course. “Capacity building baik untuk Pemerintah Pusat dan maupun Pemerintah Daerah adalah hal pertama yang perlu diperhatikan untuk membangun pemahaman yang sama dalam penanganan bencana,” ungkap Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Wahyu Utomo saat menerima kunjungan perwakilan World Bank, Rabu (12/10).
Dalam kesempatan tersebut, World Bank yang diwakili oleh Practice Manager for Urban Development and Disaster Risk Management Mr. Ming Zhang, Task Team Leader Mr. Haris Sanahuja, dan Senior Disaster Risk Management Specialist Mr. Rashmin Gunasekera Chaminda menyambut baik program yang telah berjalan di Kemenko Bidang Perekonomian dan berharap dapat berkolaborasi ke depan secara berkelanjutan dalam kerangka besar memperkuat ketangguhan wilayah dan ekonomi dari bencana.
Dalam paparannya, World Bank juga menyampaikan mengenai metode perhitungan cepat dampak ekonomi pascabencana menggunakan metode Global Rapid Post-Disaster Damage Estimation (GRADE). Metode ini merupakan metode desk based, menggunakan dukungan disruptive technology, historical data, reported damage statistics, dan catastrophe risk modelling. Waktu yang diperlukan GRADE kurang lebih 2 (dua) minggu untuk menghasilkan data kerugian ekonomi akibat bencana, jauh lebih cepat jika dibandingkan metode yang saat ini digunakan.
Metode ini diperkenalkan oleh Senior Disaster Risk Management Specialist and Leader pada Global Program on Disaster Risk Analytics at the Global Facility for Disaster Risk Reduction and Recovery (GFDRR) Mr. Rashmin Gunasekera Chaminda. Metode GRADE ini diharapkan dapat diterapkan pula untuk kasus-kasus bencana di berbagai wilayah di Indonesia guna mengisi gap data kerugian ekonomi akibat bencana.
Lebih lanjut, dalam waktu dekat Kemenko Perekonomian akan berkolaborasi mendukung World Bank dalam hal pelaksanaan Studi Seismic Risk and Resilience in Indonesia. Salah satu kegiatan dalam studi tersebut adalah analisis bangunan publik seperti rumah sakit, sekolah, kantor pemerintahan, serta kantor dan fasilitas pelayanan masyarakat terhadap risiko gempa di beberapa kota. Hasil studi diharapkan dapat memberikan dukungan bagi program lebih lanjut untuk peningkatan ketangguhan bangunan, khususnya terhadap gempa. (dep6/dlt/fsr)
***