Sumber ekon.go.id

KTT G20 New Delhi Resmi Dibuka, Indonesia Ajak Anggota G20 Jaga Bumi

09 Sep 2023 19:25

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS

HM.4.6/348/SET.M.EKON.3/09/2023

KTT G20 New Delhi Resmi Dibuka, Indonesia Ajak Anggota G20 Jaga Bumi

New Delhi, 9 September 2023
 

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di New Delhi, India, resmi dibuka oleh Perdana Menteri India Narendra Modi. KTT G20 New Delhi sendiri dilaksanakan pada 9-10 September 2023 di Bharat Mandapam International Exhibition-Convention Centre. Terdapat 3 sesi dalam KTT New Delhi yang menggambarkan tema Presidensi India, yakni Sesi 1: One Earth, Sesi 2: One Family, dan Sesi 3: One Future.

Sebagai Troika G20, Presiden Joko Widodo menyampaikan pernyataannya di 2 (dua) sesi, yakni sesi 1 dan sesi 2. Dalam intervensi pertamanya, Presiden Joko Widodo mengajak para anggota G20 untuk bertanggung jawab menjaga bumi sebagai habitat hidup manusia dan seluruh ekosistem pendukungnya. Ajakan ini didasarkan atas fakta bahwa kondisi bumi semakin memburuk dewasa ini. Ancaman krisis energi, lingkungan, dan perubahan iklim global merupakan ancaman nyata yang dihadapi di depan mata. Rekor lonjakan suhu yang mencapai 52,2C terjadi di wilayah Asia dan diprediksi akan terus naik pada lima tahun ke depan.

Sebagai wakil kelompok negara berkembang, Presiden Joko Widodo mengajak G20 untuk bersatu untuk saling menguatkan tatanan dunia untuk pertumbuhan dan kesejahteraan seluruh negara, serta lingkungan hidup yang lebih baik. Presiden Joko Widodo menyampaikan 2 pendekatan untuk menghadapi permasalahan tersebut yakni percepatan transisi menuju low-carbon economy dan pentingnya pendanaan inovatif untuk mengatasi perubahan iklim.

Hal tersebut merupakan langkah konkret yang dapat diambil anggota G20 untuk meningkatkan kepedulian pada lingkungan. Seruan Presiden Joko Widodo tersebut mengacu pada perhatian negara berkembang terhadap komitmen negara maju untuk pendanaan iklim sebesar USD100 miliar per tahun serta fasilitas pendanaan loss and damage terhadap negara berkembang yang hingga kini belum terlaksana.

Indonesia senantiasa mengedepankan praktek lead by example dalam konteks kerja sama G20. Dalam kerangka penurunan emisi karbon, Indonesia telah berhasil melakukan aksi nyata dengan pengurangan dari 54,8 juta ton di tahun 2019 menjadi 91,5 juta ton pada tahun 2022. Sejalan dengan hal tersebut, Indonesia juga meningkatkan target Nationally Determined Contribution (NDC) menjadi 31,89%, atau 43,2% dengan dukungan internasional pada tahun 2030.                 

Mengingat tingginya kebutuhan negara berkembang dalam pembiayaan transisi energi dan perubahan iklim serta pembangunan, Presiden Joko Widodo juga mengungkapkan pentingnya sinergi antara Pemerintah dan pelaku usaha melalui skema pendanaan inovatif. Upaya sinergi tersebut telah didorong Indonesia melalui inisiasi Global Blended Finance Alliance pada Presidensi G20 Indonesia 2022. Presiden juga mendorong agar skema Just Energy Transition Partnership (JETP) untuk diperluas dan diperbesar bagi negara berkembang lainnya. (dep7/map/fsr)

                                                                               ***                                                

Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi, dan Persidangan
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Haryo Limanseto

Website: www.ekon.go.id
Twitter, Instagram, Facebook, TikTok, Threads, & YouTube: @PerekonomianRI
Email: humas@ekon.go.id
LinkedIn: Coordinating Ministry for Economic Affairs of the Republic of Indonesia


Bagikan di | Cetak | Unduh