World Bank Apresiasi Kinerja Perekonomian Nasional dan Berbagai Program Pemerintah
25 Jul 2024 22:35KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
SIARAN PERS
HM.4.6/266/SET.M.EKON.3/07/2024
World Bank Apresiasi Kinerja Perekonomian Nasional dan Berbagai Program Pemerintah
Jakarta, 25 Juli 2024
Mencatatkan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,11% (yoy) pada Q1-2024 dan inflasi yang terjaga pada kisaran 2,58%, perekonomian nasional mampu menunjukkan ketangguhan dalam menghadapi berbagai tantangan global. Sejumlah pengakuan dari berbagai lembaga internasional terhadap kondisi tersebut juga kian mewarnai ketangguhan perekonomian nasional.
Dalam Konferensi Pers usai mendampingi Pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Managing Director of Operations World Bank Anna Bjerde di Istana Merdeka, Kamis (25/07), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa World Bank mengapresiasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil di atas 5% (yoy) dengan tingkat inflasi yang rendah. World Bank juga mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia masih melampaui capaian ekonomi global yang diproyeksi sekitar 2,6% (yoy) hingga 2,7% (yoy) pada tahun 2024. Pertumbuhan ekonomi global tersebut juga diperkirakan masih akan berada di bawah 5% (yoy) pada tahun 2025 mendatang.
“World Bank juga mengapresiasi program-program yang dilakukan oleh Pemerintah antara lain pengurangan kemiskinan dan juga program-program yang terkait dengan infrastruktur untuk pertanian termasuk dengan irigasi. Tadi delegasi World Bank dari Lombok dan melihat bagaimana pendapatan petani meningkat dan juga irigasi berjalan dengan baik. Kemudian juga hasil daripada pertanian mendongkrak nilai tukar petani. World Bank juga mengapresiasi program stunting yang dilakukan oleh Indonesia,” ungkap Menko Airlangga.
Melalui implementasi berbagai program tersebut, Menko Airlangga menyampaikan bahwa Presiden Joko Widodo menyebutkan terjadi penurunan stunting rate dalam kurun waktu 10 tahun terakhir dari sebelumnya 37% pada tahun 2013 menjadi 21% pada tahun 2023. Selain itu, juga terdapat penurunan angka kemiskinan ekstrem dari 6,2% pada tahun 2014 menjadi sebesar 0,8% per bulan Maret 2024. Terkait dengan program tersebut, Presiden Joko Widodo juga menuturkan mengenai Dana Desa sebesar Rp71 triliun yang dipergunakan untuk berbagai kegiatan di pedesaan termasuk untuk mengurangi angka stunting.
Selanjutnya, terkait dengan rencana Indonesia yang tengah berupaya untuk menjadi negara maju, beberapa prioritas yang sudah dilakukan oleh Pemerintah seperti pembangunan infrastruktur untuk mendorong konektivitas, dan program hilirisasi juga sangat diapresiasi oleh World Bank. Ke depan, Presiden Joko Widodo menyebutkan bahwa ketahanan pangan dan green energy menjadi penting karena Indonesia juga memiliki program terkait dengan energi bersih, antara lain hidrosolar geotermal. Terkait hal tersebut, World Bank mengatakan bahwa penting untuk dilakukan pengembangan infrastruktur transmisi listrik.
“Bapak Presiden juga mengingatkan bahwa transisi energi perlu mementingkan harga yang affordable bagi masyarakat, oleh karena itu multiple source of energy dengan transmisi yang terkonektivitas antar pulau tentunya diharapkan bisa membuat harga bisa dinikmati oleh masyarakat. Nah, tentunya berbagai subsidi yang dilakukan oleh Pemerintah juga ke depan subsidi ini akan ditujukan kepada mereka yang berhak,” tegas Menko Airlangga.
Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga juga mengungkap bahwa Presiden Joko Widodo menyampaikan prioritas yang telah dilakukan Pemerintah terkait dengan sektor pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui program retraining, reskilling, dan upskilling yang menyesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan di masa mendatang.
Selain itu, Presiden Joko Widodo juga menyampaikan bahwa sebanyak 64 ribu UMKM telah memiliki akses terhadap green credit scheme yang dilakukan melalui mekanisme Kredit Usaha Rakyat (KUR). Kemudian, World Bank juga mencatat beberapa program yang dapat mendukung infrastruktur listrik seperti best practice yang telah dilakukan oleh India yang mencari sumber pembiayaan sejenis PLN, namun pembiayaan tersebut juga didukung oleh World Bank.
Lebih lanjut, Menko Airlangga juga menyebutkan bahwa Presiden Joko Widodo mendorong kebijakan di bidang penanganan sustainability termasuk pengembangan nursery di berbagai lokasi yang menghasilkan seed atau tanaman dalam skala besar seperti di IKN yang mencapai 15 juta seed dan juga di beberapa daerah termasuk di Bali sekitar 6 juta seed per tahun.
“Oleh karena itu dari World Bank merasa bahwa program yang dilakukan oleh Indonesia adalah program yang sifatnya masif skala besar dan juga dengan masif dan skala besar itu diharapkan bisa menjadi percontohan untuk negara-negara lain di luar Indonesia,” pungkas Menko Airlangga. (dfm/fsr)
***
Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi, dan Persidangan
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Haryo Limanseto
Website: www.ekon.go.id
Twitter, Instagram, Facebook, TikTok, Threads, & YouTube: @PerekonomianRITurut
Email: humas@ekon.go.id
LinkedIn: Coordinating Ministry for Economic Affairs of the Republic of Indonesia