Sumber ekon.go.id

Pengembangan Hortikultura Berorientasi Ekspor

20 Sep 2024 13:30

Pemerintah berupaya mendorong pengembangan ekonomi daerah yang berdaya saing dan peningkatan kesejahteraan petani dengan menginisiasi kerja sama program pengembangan hortikultura berorientasi ekspor melalui dua kegiatan yakni pengembangan pisang cavendish untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri dan ekspor serta pengembangan hilirisasi buah dan sayur dengan teknologi freeze-dried melalui kemitraan closed loop. 

Dalam upaya mewujudkan Indonesia sebagai negara eksportir utama produk hortikultura, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah melakukan program pengembangan kawasan hortikultura berbasis klaster pada sentra-sentra produksi subsektor hortikultura. Selain itu, program closed loop yang salah satu tujuannya untuk pemenuhan bahan baku industri juga telah diinisiasi di berbagai daerah untuk menyerap produksi hortikultura melalui kerja sama kemitraan antara petani dengan perusahaan mitra sebagai off-taker. 

Program  yang  ada  telah  berjalan  di  sembilan  kabupaten  diantaranya  Kabupaten Tanggamus, Jembrana, Bener Meriah, Blitar, Ponorogo, Bondowoso, Garut, Sukabumi, dan Bangli dengan total luas lahan sebesar 375,11 ha dan bekerja sama dengan 1006 mitra petani.  Kabupaten  Karo  menjadi  wilayah  ke-10  pengembangan  kawasan  hortikultura berorientasi  ekspor  yang  diharapkan  dapat  meningkatkan  kesejahteraan  petani  yang terlibat. 

Sebagai  langkah  awal  pengembangan  di  Kabupaten  Karo  tersebut,  Asisten  Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikultura Yuli Sri Wilanti turut serta dalam kegiatan Tanam Perdana dan Launching Kemitraan Closed Loop pada Rabu (18/09). Dalam kegiatan tersebut dilakukan penyerahan scara simbolis bibit pisang cavendish kepada Wakil Bupati Kabupaten Karo Bapak Teopilus Ginting dan petani mitra. Dalam agenda ini juga dilakukan penyerahan simbolis KUR oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (Bank Sumut). Selain itu, dilakukan juga penandatanganan dan penyerahan perjanjian kerja sama antara PT Dapur Dunia Sejahtera dengan kelompok masyarakat pengelola di Kabupaten Karo. 

Penanaman bibit tanaman pisang cavendish dilaksanakan di Desa Negri Jahe, Kecamatan Kuta Buluh, Kabupaten Karo yang merupakan lahan milik petani mitra PT GGP selaku off taker dalam kemitraan ini.   

Kemitraan  ini diharapkan mampu  mendorong  peningkatan  produksi buah, mendorong peningkatan kapasitas dan kesejahteraan petani dalam penyediaan pasokan yang sesuai dengan  kebutuhan  baik  ekspor  maupun  bahan  baku  industri,  dan  secara  bertahap memberikan substitusi impor sehingga ketergantungan industri hilir terhadap bahan baku impor dapat berkurang. 

“Saya berharap, pengembangan kawasan sentra berorientasi ekspor di Kabupaten Karo ini dapat menjadi contoh keberhasilan yang menginspirasi daerah lain untuk mereplikasi program yang sama untuk mendorong hilirisasi komoditas hortikultura. Selain itu, inovasi dalam pengolahan produk hortikultura adalah salah satu jalan utama untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk kita di pasar global,” ungkap Asdep Yuli. 

Turut hadir dalam kesempatan tersebut diantaranya yakni Direktur Kebijakan Ekonomi, Ketenagakerjaan dan Pengembangan Regional BRIN, perwakilan Direktorat Pengendalian Kerawanan Pangan Bapanas, perwakilan Asdep Kelembagaan dan Tata Kelola Koperasi Kemenkop  dan  UKM,  perwakilan  LPDB,  perwakilan  Direktorat  Tindakan  Karantina Tumbuhan Provinsi Sumatera Utara, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Karo,  Kepala  Dinas  PUTR  Kab.  Karo,  Kepala  Dinas  Pertanian  Kab.  Deli  Serdang, perwakilan Dinas Pertanian Kab. Simalungun, CEO of Farmer Empowerment PT GGP, Direktur Utama PT Dapur Dunia Sejahtera, Direktur Bisnis dan Syariah PT Bank Sumut, Pimpinan cabang Bank Sumut unit Kaban jahe, Pimpinan Cabang BRI Unit Kaban Jahe, serta para petani. (d2/dfm/fsr) 

***


Bagikan di | Cetak | Unduh