Diiringi Antusiasme Tinggi Mahasiswa Universitas Airlangga, Kemenko Perekonomian Kupas Bersama Dinamika Ekonomi Nasional Terkini
14 Nov 2024 22:08Potensi bonus demografi yang kini tengah berlangsung perlu untuk terus dioptimalkan Pemerintah sebagai modal dalam mendorong kemajuan bangsa. Dalam situasi ini, generasi muda memiliki peran penting sebagai motor penggerak perekonomian dan pembangunan. Mendukung hal tersebut, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian berkomitmen untuk terus membuka akses informasi dan memberikan edukasi kepada publik, salah satunya melalui kunjungan studi mahasiswa dari berbagai universitas di tanah air.
“Jadi anak-anak muda sekarang harus adaptif terhadap perubahan, dan ini yang sering Bapak Menko Airlangga pesankan. Kita juga mengetahui visi Indonesia Emas tahun 2045. Jadi, anak-anak muda harus betul-betul menyiapkan diri, karena persaingannya tidak bisa kita bilang mudah. Jadi harus sinkron dengan dinamika yang ada, rekan-rekan mahasiswa semua harus memiliki kualitas yang unggul,” ungkap Pranata Humas Ahli Madya Kemenko Perekonomian Ferry Surfiyanto dalam Kunjungan Studi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga di Kantor Kemenko Perekonomian, Rabu (14/11).
Dengan mengangkat pembahasan yang beragam pada setiap kegiatan kunjungan studi, dalam kesempatan ini mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga mempelajari tentang berbagai aspek ekonomi makro dengan narasumber Asisten Deputi Perekonomian Daerah dan Sektor Riil Puji Gunawan.
Lebih lanjut, Asdep Puji menuturkan bahwa selain mendorong pertumbuhan ekonomi agar terus tumbuh solid, sejumlah upaya juga perlu dilakukan terkait penanganan tingkat inflasi agar dapat terjaga secara stabil pada rentang yang aman. Hal tersebut lantaran inflasi mampu memberikan dampak bagi kondisi APBN maupun demand side, terlebih struktur ekonomi nasional sangat dipengaruhi oleh konsumsi. Selain itu, inflasi juga akan memberikan cost lebih dan dapat membebani APBN.
Terkait dengan pertumbuhan ekonomi nasional, Asdep Puji menuturkan bahwa secara terperinci terdapat 15 provinsi yang memiliki pertumbuhan diatas skala nasional, salah satu yang tertinggi yakni Papua Barat sebesar 19,56% (yoy) dan Sulawesi Tengah sebesar 9,08% (yoy). Pertumbuhan Papua Barat dan Sulawesi Tenggara tersebut disokong oleh sektor industri pengolahan dan pertambangan. Ke depan, upaya untuk terus menciptakan sumber pertumbuhan baru yang berkelanjutan dan mendorong nilai tambah perlu untuk terus didorong.
“Dengan hilirisasi, contohnya nikel di Sulawesi Tengah. Kalau kita mengeksplor biji nikel, itu kita cuma dapat satu. Tapi kalau kita memprosesnya, sebelum mungkin jadi feronikel, macam-macam turunannya, sampai turun keberapa, itu 20 kali lipat nilainya. Bayangkan, itu kenapa kita men-demand untuk bisa mendorong ini di Indonesia,” ujar Asdep Puji.
Memasuki sesi diskusi, antusiasme mahasiswa terkait dengan sektor ekonomi makro kian meningkat dengan hadirnya berbagai pertanyaan mulai dari keterkaitan tingkat upah minimum dan pertumbuhan ekonomi regional, langkah yang diambil Pemerintah dalam menghadapi digitalisasi terutama dalam melindungi tenaga kerja dari gempuran Artificial Intelligence, upaya Pemerintah untuk mencegah industrialisasi prematur pada industri manufaktur, hingga upaya Indonesia terkait kerjasama ekonomi internasional seperti OECD dan BRICS. (dft/fsr)
***