Sumber ekon.go.id

Kejar Visi 2036, IMT-GT Susun Cetak Biru 2022-2026

06 Nov 2020 18:30

Di tengah pandemi Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia, kerja sama Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) tetap menunjukkan komitmennya menjalankan berbagai program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian Visi 2036, yaitu “Menjadikan kawasan IMT-GT sebagai kawasan terintegrasi, inovatif, inklusif, dan berkelanjutan di 2036”.

Hal ini ditandai dengan dilaksanakannya Pertemuan Tingkat Pejabat Senior (Senior Officials Meeting/SOM) IMT-GT ke-27 secara virtual pada Senin – 2 November 2020. Pertemuan ini dipimpin bersama oleh Deputi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Rizal Affandi Lukman dan Staf Ahli Kemenko Perekonomian Bidang Pembangunan Daerah Bobby Hamzar Rafinus.

“Pertemuan virtual ini merupakan sejarah baru dan menjadi bukti bahwa kerja sama IMT-GT memberikan respon cepat dalam memastikan semua program dilaksanakan dan dipantau pelaksanaannya guna mendukung pencapaian Visi 2036,” ungkap Rizal.

Beberapa agenda penting yang dibahas dalam pertemuan itu antara lain mengenai respon dan penguatan kerja sama IMT-GT dalam menghadapi dampak Covid-19; reviu pelaksanaan proyek atau program dalam Cetak Biru 2017-2021, sekaligus persiapan penyusunan Cetak Biru 2022-2026; serta identifikasi kerja sama yang dapat dilaksanakan dengan mitra strategis setelah pandemi berakhir.

“Kami memahami bahwa pandemi ini telah berdampak besar terhadap perekonomian global, termasuk implementasi berbagai pelaksanaan proyek atau program dan kegiatan dalam kerja sama IMT-GT. Untuk itu, diperlukan kerja sama yang lebih erat antar negara anggota untuk mempercepat proses pemulihan ekonomi paska pandemi,” kata Rizal.

SOM IMT-GT ke-27, lanjut Rizal, harus menjadi bagian dari upaya bersama menuju pemulihan ekonomi di subkawasan dan mendorong pencapaian Visi 2036. Kunci pentingnya antara lain dengan menyederhanakan regulasi dan prosedur untuk meningkatkan efisiensi perdagangan, serta mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan investasi maupun kunjungan wisatawan.

“Untuk itu, IMT-GT Framework of Cooperation on Custom, Immigration,and Quarantine (FoC on CIQ) berhasil disepakati dan akan dilakukan penandatanganan bersamaan dengan pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) IMT-GT ke-13 pada April 2021,” ujarnya.

Kondisi pandemi juga mendorong kerja sama IMT-GT untuk mulai fokus dan mempercepat pengembangan platform e-commerce maupun menyusun program inovatif untuk menghadapi perkembangan global yang sangat dinamis.

“Kita perlu melakukan berbagai terobosan, dan langkah inovatif serta kreatif, dalam mempercepat pemulihan ekonomi dengan berbagai proyek atau program yang sesuai dengan sektor prioritas dalam Visi 2036. Misalkan dengan segera menyusun protokol kesehatan dan keamanan bagi sektor pariwisata yang paling terdampak supaya dapat kembali menarik kunjungan wisawatan,” tutur Rizal.

Dalam kerja sama ASEAN, saat ini juga sedang dibahas Travel Corridor Arrangement. Hal ini telah dibahas pada KTT ASEAN ke-36 lalu, sehingga IMT-GT bisa mengadopsi protokol ini untuk memajukan kembali sektor pariwisatanya.

Agenda penting lain yang dibahas adalah penyusunan Cetak Biru IMT-GT 2022-2026 yang akan dimulai pada tahun depan. Rizal menekankan pentingnya langkah terobosan yang lebih baik dengan pendekatan bawah ke atas (bottom-up), mengingat pencapaian dari Cetak Biru 2017-2021 sampai saat ini baru sekitar 35% saja.

Untuk itu, beberapa poin yang diangkat Indonesia di pertemuan ini, antara lain: Pertama, setiap pilar strategis harus memperkuat tujuan dan rencana aksi yang sejalan dan mendukung pencapaian Visi 2036. Kedua, perlu upaya kolektif dalam pengembangan program peningkatan kapasitas yang disesuaikan dengan kebutuhan pelaku industri dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 atau ekonomi digital maupun tantangan baru ke depannya.

Dan ketiga, perlu ditetapkan fokus prioritas pada sektor unggulan (pertanian, pariwisata dan industri) dan disusun rencana aksi yang komprehensif dengan melibatkan seluruh entitas yang ada dalam kerja sama IMT-GT tersebut.

Setiap kelompok kerja, perwakilan daerah, university network (Uninet) beserta sektor swasta (joint business council/JBC), perlu membahas secara internal maupun konvergen terhadap strategi dan indikator yang terukur untuk implementasi yang lebih konkret, dan ini nantinya akan dituangkan dalam Cetak Biru 2022-2026.

Pada akhir pertemuan, dicatat bahwa kerja sama IMT-GT telah menarik minat berbagai lembaga atau organisasi internasional untuk melakukan kerja sama. Selain Asian Development bank (ADB), yaitu UN-ESCAP, ICLEI, Islamic Development Bank (IsDB) dan IGES/CCET.

“IMT-GT perlu memanfaatkan mitra potensial itu dan melakukan kerja sama untuk program-program prioritas yang mendukung pencapaian Visi 2036,” tutup Bobby, sebagai pemimpin Delegasi RI dalam pertemuan sesi siang. (dep7/rep/iqb)

***


Bagikan di | Cetak | Unduh