Sumber ekon.go.id

Pemerintah Dorong Transformasi Ekonomi Digital dan Kreatif melalui IAPEX 2025

11 Aug 2025 20:16

Transformasi ekonomi merupakan elemen penting untuk mendorong inovasi, digitalisasi, dan nilai tambah, sehingga menjadikan Indonesia sebagai negara maju, berdaulat, serta berpendapatan tinggi. Oleh karena itu,  diselenggarakan Indonesia-Australia Prosperity Expo (IAPEX) 2025 dengan tema "Unlocking Indonesia's Creative Services Export from Digital Talent to Skilled Workers" yaitu mengulik potensi ekspor jasa ekonomi kreatif dan ekonomi digital sebagai penggerak ekonomi Indonesia di Jakarta, Rabu (6/08).

“Peran Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam mendukung transformasi ekonomi, salah satunya melalui ekonomi digital. Sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi jangka panjang dibutuhkan 7 key sector, yaitu manufaktur (hilirisasi), layanan, pariwisata, konstruksi dan perumahan, semikonduktor, ekonomi digital, dan ekonomi hijau (transisi energi). Ekonomi digital menjadi fondasi utama penggerak ekonomi Indonesia dengan mengoptimalkan efisiensi dalam negeri, memperluas jaringan global, mendukung pemerataan, dan memperkuat daya saing di kancah internasional,” ungkap Sekretaris Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Ekonomi Digital Kemenko Bidang Perekonomian Pujo Setio.

Dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2045, melalui ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA), Indonesia melakukan perjanjian kerja sama ekonomi digital yang bertujuan mempercepat transformasi ASEAN menjadi ekonomi digital terkemuka. DEFA berfungsi sebagai peta jalan strategis yang komprehensif untuk mengatasi kompleksitas dan peluang ekonomi digital di kawasan ASEAN. Proyeksi saat ini, ekonomi digital ASEAN akan tumbuh tiga kali hingga mencapai 1 triliun USD pada tahun 2030 dan DEFA efektif diproyeksikan akan menjadi 2 triliun USD. Melihat peluang inilah ekonomi digital menjadi amat penting dalam menjawab tantangan global.

Lebih lanjut, dalam pelaksanaan lima tahun perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) menunjukan capaian yang signifikan dalam memperkuat hubungan ekonomi kedua negara. Nilai perdagangan bilateral antara kedua negara meningkat mencapai AUD 35,4 miliar pada tahun 2024. IA-CEPA juga memberikan dukungan peningkatan nilai tambah produk dan ekspor ke pasar ketiga, serta menciptakan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi bersama.

Di tengah derasnya arus digitalisasi, sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berpotensi menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan peluang nyata, seperti perluasan akses pasar melalui e-commerce dan media sosial, efisiensi operasional dari pembayaran digital (QRIS), serta mendukung pemerintah melalui Go-Digital, literasi digital, dan pemberdayaan digital sebagai fondasi naik kelas dan perluasan ke pasar global.

“Dalam mendukung perkembangan transformasi digital kita mempunyai bonus demografi berupa sumber daya manusia (SDM) usia produktif. Dalam menjawab tantangan ini, dibutuhkan kesiapan SDM, khususnya bagi generasi millenial dan generasi Z, melalui pelatihan digital yang komprehensif dan sinergi antarsektor, terutama dengan kemampuan 3C (creative, confident, dan connected). Untuk itu, kerja sama Indonesia dan Australia perlu ditingkatkan lagi untuk meningkatkan talenta digital diantaranya melalui Digitalent Scholarship,” pungkas Sesdep Pujo Setio.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut yakni Wakil Duta Besar Australia Gita Kamath, Wakil Menteri Perdagangan Indonesia Dyah Roro Esti, Sekretaris Direktur Jenderal Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) Sri Andayani, dan Wakil Ketua Indonesia Culinary Association of Victoria (ICAV) Michael Samsir. (dep3/aml/fsr)

***


Bagikan di | Cetak | Unduh