Sumber ekon.go.id

Program JCM, Upaya Indonesia Kurangi Emisi Karbon Sekaligus Tingkatkan Kapasitas dan Teknologi

21 Oct 2019 15:46

Pemerintah secara konsisten mengembangkan pembangunan rendah karbon di Indonesia. Satu langkah yang diupayakan adalah dengan mendorong sektor swasta sebagai pemain utama untuk mengurangi emisi.

Program Joint Crediting Mechanism (JCM) merupakan wadah untuk upaya tersebut sekaligus bagian dari implementasi kerjasama bilateral ekonomi, teknologi, peningkatan kapasitas, dan investasi antara Pemerintah Indonesia dan Jepang.

“Implementasi JCM di Indonesia mendapat predikat termaju di antara 17 negara lain yang juga bekerja sama dengan Pemerintah Jepang, yaitu sebanyak 35 proyek” tutur Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Multilateral dan Pembiayaan Kemenko Perekonomian, Rizal Edwin Manansang dalam acara Seminar on the JCMImplementation in Indonesia di Jakarta (21/10).

JCM Indonesia, lanjut Edwin, sudah mempunyai infrastruktur yang lengkap sesuai dengan standar internasional serta mengedepankan kontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan.

Dalam hal transfer teknologi dan peningkatan kapasitas, proyek JCM mampu mendorong beberapa partisipan proyek maupun pihak luar untuk melakukan replikasi teknologi JCM di luar skema JCM.

Selain kepada partisipan proyek, melalui kerjasama JCM juga dilakukan peningkatan kapasitas kepada para pemangku kepentingan, seperti Measurement, Reporting and Verification (MRV) yang sangat penting untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi kegiatan penurunan emisi yang dijalankan oleh setiap proyek JCM.

Hal ini sejalan dengan akan berakhirnya Protokol Kyoto tahun depan, yang menjadi awal bagi era penanganan iklim internasional yang baru di bawah Perjanjian Paris. “Tentu ini akan mendorong setiap pihak mengambil bagian dalam upaya mengurangi emisi global, termasuk Indonesia,” ujar Edwin.

Sebagaimana disampaikan dalam Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi sebesar 29 persen melalui usaha sendiri dan 41 persen dengan bantuan internasional.

“Untuk dapat mencapai target tersebut, dibutuhkan partisipasi seluruh pemangku kepentingan, termasuk sektor swasta sebagai salah satu pihak yang berpotensi dalam melakukan implementasi teknologi rendah karbon,” tutur Edwin.

Dalam seminar ini disampaikan pula kegiatan-kegiatan penurunan emisi JCM yang terbukti mampu diimplementasikan secara berkelanjutan.

Seperti keberhasilan teknologi surya atap berbaterai dan teknologi kogenerasi yang telah mampu meningkatkan efisiensi lebih dari 25 persen, serta capaian-capaian lainnya.

Sebagai penutup, Edwin berharap agar seminar dan diskusi ini dapat menghasilkan kebermanfaatan, yang selanjutnya akan mendukung upaya Indonesia untuk melibatkan sektor swasta dalam aksi mitigasi perubahan iklim.

Turut hadir dalam seminar ini Direktur urusan Ekonomi Kedutaan Besar Jepang untuk Republik Indonesia Tadayuki Miyashita, Direktur Konservasi Energi Ditjen Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Hariyanto serta para akademisi dan partisipan proyek JCM. (kun/iqb)

***


Bagikan di | Cetak | Unduh