

Pengukuran daya saing semakin penting untuk menghadapi ketidakpastian perkembangan global, khususnya perlambatan pertumbuhan ekonomi dan dampaknya terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
World Economic Forum (WEF) mempublikasikan laporan tahunan dengan judul The Global Competitiveness Report (GCR) yang berisi tentang daya saing global negara-negara di dunia. Laporan untuk tahun 2019 yang dipublikasikan pada 9 Oktober 2019 lalu menempatkan Indonesia di peringkat ke-50 dari 141 negara dengan nilai 64,6.
Staf Ahli Bidang Pembangunan Daerah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Bobby Hamzar Rafinus menjelaskan, indeks daya saing global (Global Competitiveness Index - GCI) adalah alat yang diterima untuk menilai potensi pertumbuhan suatu negara melalui evaluasi atas produktivitas dan efisiensi negara tersebut.
“GCI memiliki pendekatan holistik dalam upaya mencapai peningkatan pertumbuhan ekonomi, produktivitas, dan pembangunan sumber daya manusia,” ujar Bobby dalam seminar bertajuk Pemeringkatan Indeks Daya Saing Global: Upaya Indonesia Meningkatkan Daya Saing Nasional, Jumat (11/10) di Jakarta.
Bobby pun memaparkan tentang komparasi Indonesia dengan kelompok negara berpendapatan menengah ke bawah. “Dibandingkan rata-rata pencapaian kelompok negara dengan pendapatan menengah bawah, Indonesia unggul pada semua pilar yang dinilai,” sambungnya.
Sementara dibandingkan rata-rata pencapaian kelompok negara Asia Timur dan Pasifik, Indonesia unggul pada pilar market size dan business dynamism.
Adapun beberapa isu daya saing di Indonesia yang perlu menjadi perhatian antara lain isu kelembagaan, isu infrastruktur, isu sumber daya manusia, dan isu ekosistem inovasi.
Staf Ahli Bidang Pengembangan Daya Saing Nasional Kemenko Perekonomian Lestari Indah menambahkan, penggunaan GCI sebagai alat untuk melakukan pengukuran faktor-faktor yang mendorong pertumbuhan dan kemakmuran negara-negara di dunia telah dilakukan selama lebih dari 4 dekade.
Hasil pengukuran GCI digunakan para pembuat kebijakan untuk mengidentifikasi tantangan dan kekuatan untuk merencanakan strategi pertumbuhan ekonomi di masing-masing negara.
Oleh karena itu, indeks daya saing global mengukur seperangkat institusi, kebijakan, dan faktor-faktor yang mengatur kondisi dan pencapaian saat ini dan jangka menengah berkelanjutan dalam kemakmuran ekonomi.
Ia menggarisbawahi, kesadaran atas manfaat dari data dan informasi yang ada dalam GCR belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh semua pihak. “Padahal di tengah perkembangan teknologi yang sangat cepat saat ini, penting untuk kita melakukan evaluasi dan menciptakan pemikiran-pemikiran baru untuk pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran bangsa,” pungkas Lestari. (idc/iqb)
***