[Berita] - Pertemuan Dewan MEA Ke-19 Bahas Pemulihan Ekonomi ASEAN hingga Evaluasi Cetak Biru MEA 2025
10 Nov 2020 18:05 WIBMenteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menghadiri Pertemuan ASEAN Economic Community Council (AECC) / Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ke-19 yang digelar secara virtual pada Selasa (10/11) di Jakarta. Pertemuan yang dipimpin oleh Tran Tuan Anh dari Vietnam ini dihadiri oleh seluruh AECC Ministers dari 10 Negara Anggota ASEAN (AMS).
“Forum ini membahas tingkat integrasi ekonomi ASEAN, review atas implementasi Cetak Biru MEA 2025, upaya pemulihan ekonomi ASEAN, dan pelaksanaan Revolusi Industri 4.0. Ini merupakan tindak lanjut dari Pertemuan AECC ke-18 yang berlangsung di Bangkok, Thailand,” ujar Menko Airlangga dalam keterangan pers yang disampaikan secara daring pada Selasa (10/11). Dalam jumpa pers tersebut, Menko Airlangga didampingi oleh Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto.
Meskipun tengah menghadapi Pandemi Global Covid-19, Indonesia dan AMS lainnya tetap berkomitmen untuk melaksanakan integrasi ekonomi ASEAN menuju ASEAN yang maju dan modern, melalui implementasi Prioritas Tahunan AEC 2025.
“Pada tahun 2020 ini, Indonesia telah mengimplementasikan 39% komitmen, sedangkan di level ASEAN mencapai 35%,” tutur Menko Perekonomian
Airlangga pun menerangkan, ASEAN telah menyepakati kerangka kerja pemulihan ekonomi yang diberi nama ASEAN Comprehensive Recovery Framework (ACRF). Ini merupakan tindak lanjut dari arahan Leaders pada KTT ASEAN ke-36 tanggal 26 Juni 2020 untuk melakukan pemulihan ekonomi akibat dampak COVID-19.
ACRF melibatkan seluruh pilar ASEAN, terutama pilar ekonomi, dengan fokus pada penanganan dampak COVID-19 yang cepat dan fleksibel, serta memiliki beberapa fase yaitu reopening, recovery, dan resilient.
Ada 5 (lima) strategi di dalam ACRF yaitu meningkatkan sistem kesehatan, memperkuat ketahanan manusia, memaksimalkan potensi pasar intra ASEAN, mempercepat digitalisasi yang inklusif, serta maju menuju masa depan yang tangguh dan berkelanjutan.
“Indonesia mengupayakan agar program ini tidak bersifat business as usual dan mendorong Badan Sektoral terkait untuk melaksanakan program/inisiatif sesuai timeline yang telah ditetapkan,” terang Airlangga.
Pada kesempatan ini, Menko Perekonomian menyampaikan respons kebijakan yang telah diambil pemerintah Indonesia melalui Program Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN).
Airlangga menggarisbawahi pemanfaatan teknologi digital dalam pelaksanaan pemulihan ekonomi, baik itu bagi Indonesia maupun ASEAN. “Hal ini penting tidak hanya untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas, tetapi juga mendorong inklusivitas dan mempromosikan inovasi,” sambungnya.
Ia juga menekankan pentingnya memfasilitasi movement natural persons, termasuk untuk perjalanan bisnis, dengan memastikan perlindungan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, Indonesia menginisiasi dibentuknya ASEAN Travel Corridor Arrangement (TCA) untuk menghidupkan kembali sektor-sektor yang terkena dampak COVID-19.
“Pemerintah Indonesia berharap bisa memperkuat kerja sama ekonomi antar AMS untuk mempercepat upaya pemulihan ekonomi melalui sinergi pemerintah dan swasta. Selain itu, dengan menyediakan lapangan pekerjaan yang berkualitas bagi seluruh masyarakat Indonesia,” kata Menko Perekonomian.
Airlangga pun memaparkan, ada beberapa capaian penting ekonomi ASEAN pada tahun ini. Pertama, integrasi ASEAN Digital Index. Kedua, kesepakatan peta jalan smart manufacturing yang bertujuan untuk membantu perusahan-perusahan di Kawasan ASEAN beralih dari otomatisasi menuju smart manufacturing.
Ketiga, pemanfaatan e-signature and seals untuk Certificate of Origin (CO) serta live implementation of e-Form D dalam ASEAN Single Window. Terakhir, penyelesaian Legal Scrubbing Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) sehingga dapat ditandatangani pada Pertemuan KTT RCEP ke-4 nanti.
Pada pertemuan ini, para Menteri AECC telah memberikan endorsement pada dokumen ASEAN Digital Tourism Declaration. Deklarasi ini merupakan tindak lanjut dari ASEAN Declaration on Industrial Transformation to Industry 4.0 yang telah diadopsi oleh ASEAN Leaders pada KTT ke-35 ASEAN, bulan November 2019.
“Deklarasi tersebut diharapkan dapat mendorong pengembangan industri pariwisata melalui transformasi digital untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi,” imbuh Menko Airlangga.
Selain itu, juga dilakukan evaluasi (Mid-Term Review) atas pelaksanaan AEC Blueprint 2025. Indonesia menyambut baik penyelesaian Preliminary Report MTR yang dapat memberikan informasi komprehensif terkait perkembangan integrasi ekonomi di ASEAN selama 5 (lima) tahun, serta menjadi dasar bagi upaya peningkatan implementasi measures 5 tahun ke depan.
Isu lain yang dibahas adalah perkembangan Fourth Industrial Revolution (4IR) di ASEAN. Perkembangan 4IR semakin disorot, terlebih dengan adanya Pandemi Covid-19. Hal ini menjadi momentum bagi ASEAN, khususnya Indonesia untuk mengintensifkan upaya transformasi ekonomi, meningkatkan keterampilan tenaga kerja, dan mempercepat transformasi digital.
“Indonesia mendukung inisiatif ini sebagai salah satu upaya Indonesia dalam mewujudkan Prioritas Nasional Making Indonesia 4.0,” tegas Airlangga.
Selanjutnya, Menko Perekonomian akan melakukan endorsement terhadap 4 (empat) dokumen yaitu: (1) AEC Council Report to the 37th ASEAN Summit; (2) Preliminary Report of the MTR of the AEC Blueprint 2025; (3) the AEC section of the draft Chairman’s Statement for the 37th ASEAN Summit; dan (4) ASEAN Declaration on Digital Tourism.
Dalam kesempatan ini, para Menteri Ekonomi ASEAN juga menandatangani Memorandum of Understanding on Non-Tariff Measures on Essential Goods secara virtual. Indonesia diwakili oleh Menteri Perdagangan dan disaksikan Menko Perekonomian.
Hadir pula mendampingi Menko Perekonomian dan Menteri Perdagangan dalam kesempatan ini yaitu Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian, Rizal Affandi Lukman dan Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Iman Pambagyo. (dep7/idc/iqb)
***