Indonesia Tumbuh Berkualitas
24 Apr 2018 19:34Jakarta (24/4) - Pada periode 2014-2016, di tengah perlambatan ekonomi global, pelemahan harga komoditas, dan kondisi geopolitik yang belum kondusif, ekonomi Indonesia mampu tumbuh rata-rata 5,0% per tahun dan berlanjut pada 2017 sebesar 5,07%.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan bahwa Indonesia tumbuh dengan berkualitas. Alasannya, pertumbuhan yang terus naik itu diiringi dengan penurunan tingkat pengangguran dan tingkat kemiskinan. Tak hanya itu, gini ratio yang merupakan indikator distribusi pendapatan juga terus membaik.
“Itu bukan kombinasi yang mudah untuk dicapai. Biasanya kalau pertumbuhan membaik, distribusi pendapatannya belum tentu membaik. Sehingga boleh dikatakan bahwa dilihat dari sudut pandang apapun, pertumbuhan kita kualitasnya baik,” jelas Darmin.
Dalam seminar Revitalisasi Hukum Ekonomi dan Penyelesaian Sengketa Bisnis di Indonesia, Menko Darmin menerangkan ada 3 (tiga) blok kebijakan untuk memperbaiki iklim usaha di Indonesia. Tentu tujuan akhirnya adalah agar pertumbuhan ekonomi bisa lebih tinggi.
Pertama, kebijakan memperluas aksesibilitas dengan penyediaan infrastruktur. Pandangan Darmin, infrastruktur penting untuk konektivitas sehingga dapat mendukung kegiatan ekonomi. Selain itu, juga untuk pemerataan ekonomi antar daerah.
Kedua, kebijakan mendorong investasi dan kemudahan berusaha. Pemerintah telah mengeluarkan Paket Kebijakan Ekonomi. Pemerintah juga fokus mempercepat implementasi kebijakan Percepatan Pelaksanaan Berusaha. Selain itu, pemerintah tengah merumuskan insentif fiskal untuk makin menarik hati investor.
Kemudian yang ketiga adalah kebijakan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Melalui pendidikan dan pelatihan vokasi, pemerintah mengupayakan penyediaan tenaga kerja terampil di Indonesia.
Menko Perekonomian juga menggarisbawahi persoalan ekspor. Menurutnya, negara-negara yang berorientasi ekspor akan mencapai pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan yang tidak. Ekspor Indonesia masih didominasi produk-produk primer Sumber Daya Alam seperti hasil pertambangan dan pertanian. Ada industri, tapi belum cukup besar.
“Sehingga jika kita tidak segera mengantisipasi hal tersebut, negara lain yang lebih berorientasi ekspor akan tumbuh lebih cepat dan kita akan tertinggal,” tegasnya. (ekon)
***