Tak Ingin Bergantung Sapi Australia, RI Lirik Negara Lain
22 Nov 2013 08:17Jakarta – Pemerintah berencana akan mencari Negara produsen sapi baru. Hal ini agar Indonesia tidak terlalu bergantung dengan sapi Australia.
Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa, pencarian Negara produsen sapi ini tidak terkait dengan kasus penyadapan yang dilakukan Australia.
“Ada atau tidak adanya penyadapan baik bagi Indonesia untuk tidak bergantung seperti misalkan daging kita harus melihat negara-negara untuk mejadi pemasok kebutuhan kita. Ada atau tidak ada penyadapan itu harus kita lakukan,” ujarnya di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (21/11/2013).
Menko menegaskan sejauh ini hubungan perdagangan antara Indonesia-Australia masih tetap berjalan. Sementara saat ditanya apakah kasus penyadapan ini akan berdampak pada pengurangan impor sapi Australia, Menko enggan menanggapi.
Sementara Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang Sulisto menilai sah-sah saja jika Indonesia mencari pasar daging baru selain Australia.
“Itu sih boleh-boleh saja yang penting pikir matang-matang, yang bijak. Jangan kita buru-buru ambil keputusan dengan emosi nanti merugikan kita. Semua harus dikaji dan dilihat dari sisi untung ruginya,” ujarnya.
Diakuinya, bahwa Indonesia dan Australia memiliki ketergantungan yang sangat kuat. Ia mencontohkan seperti komoditas daging sapi Indonesia merupakan ekspor yang sangat penting bagi Australia, dan bagi Indonesia pasokan daging Australia ini yang paling praktis dan paling dekat.
“Ketergantungan itu cukup besar, kalau ini terganggu yang terjadi maka kelangkaan daging akan terjadi di dalam negeri, harga akan naik dan kita menderita. Sebaiknya menurut saya melihartnya kita perlu marah, perlu kecewa tetapi sebaiknya mengambil sikap yang tidak emosional, sampai menggagu kelancaran bisnis ini,” ujarnya.