Kunjungan Kerja Menko Perekonomian dan Para Menteri/Pimpinan Lembaga Terkait Ke Tanjung Priok (Peluncuran Auto Gate System JICT)
21 Oct 2013 17:59Sebagai tindaklanjut dari hasil Rapat Koordinasi Pengembangan Kebijakan SISLOGNAS yang diselenggarakan di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada tanggal 26 Desember 2012, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian M. Hatta Rajasa beserta para Menteri, Wakil Menteri dan Pimpinan Lembaga terkait melakukan Kunjungan Kerja pada hari Senin tanggal 21 Januari 2013 di Pelabuhan Tanjung Priok.
Kunjungan Kerja tersebut dimaksudkan untuk melakukan pembahasan terhadap bigwin Tim Kerja Sislognas terkait penurunan dwelling time dan penurunan biaya di pelabuhan, melakukan peninjauan dan pengecekan langsung ke lapangan, serta sekaligus melakukan Peresmian atas “Penerapan Auto Gate System di JICT” serta Peninjauan persiapan dan operasional “Tempat Pemeriksaan Fisik Terpadu (TPFT) di CDC Banda dan Graha Segara”.
Turut hadir dalam Kunjungan Kerja ke Tanjung Priok ini, Menteri Keuangan Agus Martowardojo, Menteri Perdagangan Gita Wiryawan, Menteri Perhubungan E.E. Mangindaan, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana, Menteri Perindustrian M.S. Hidayat, Menteri Pertanian Suswono, beserta para Wakil Menteri dan Pimpinan Badan/ Lembaga terkait, terutama yang berkaitan dengan Tim Indonesia Nasional Single Window (INSW) dan Tim Sistem Logistik Nasional (Sislognas).
Salah satu upaya strategis untuk mendukung logistic-efficiency adalah menurunkan dwelling time [ ukuran waktu yang dibutuhkan container impor, sejak container dibongkar dari kapal (berthing) sampai dengan keluar dari kawasan pelabuhan atau (gate-out) ]. Menurut berbagai hasil survei yang ada menunjukkan bahwa dwelling time di Tanjung Priok selama tahun 2011 – 2012 masih berkisar antara 4,7 hari s/d 6,7 hari.
Untuk itu, berbagai upaya dan inisiatif dilakukan dalam menurunkan dwelling time di Tanjung Priok, antara lain :o Penerapan “Auto Gate System (Sistem Pintu Otomatis) di JICT”, yang merupakan terobosan untuk meningkatkan kecepatan layanan pemasukan dan pengeluaran container di Pintu (Gate) kawasan pelabuhan (TPS) yang di bawah pengelolaan JICT (Jakarta International Container Terminal); o Peninjauan persiapan dan operasional “Tempat Pemeriksaan Fisik Terpadu (TPFT) di CDC Banda dan di Graha Segara”, yang merupakan upaya bersama antara Bea Cukai dengan Karantina untuk melakukan pemeriksaan fisik barang secara terpadu, sehingga akan meningkatkan kecepatan pelayanan;o Pemaparan “Penerapan Integrated Cargo Release (i-CaRe) System, melalui Pengoperasian CargoLink di TPK Koja”, yang melakukan integrasi secara elektronik seluruh layanan yang terkait dengan pengeluaran barang pasca persetujuan pengeluaran dari BC (post-clearance).
Penerapan Auto Gate System di JICT :
Auto Gate System ini merupakan pengembangan fitur dari Portal INSW, yang sudah direncanakan sejak tahun 2010, namun adanya kendala dan permasalahan lahan “Makam mBah Priok” maka pembangunan fisik Gate-In/ Gate-Out yang modern dan ideal tidak dapat dilaksanakan sampai dengan sekarang. Oleh karena itu, terkait dengan tuntutan kebutuhan efisiensi dan integrasi sistem, Auto Gate System tetap dijalankan dengan menggunakan infrastruktur bangunan fisik Gate-In/ Gate-Out yang lama;
Dengan pemberlakuan sistem ini, pelayanan di Pintu (Gate) yang dulunya dilakukan secara manual oleh 2 Petugas (BC dan JICT) di setiap Pintu, nantinya tidak akan ada lagi Petugas di Pintu, semua dilakukan secara otomatis dan dikontrol melalui Customs Control Room;o JICT (Terminal 1 dan 2) mengelola 57% dari total container yang melalui Tanjung Priok (sebanyak 2.128.874 TEUS) pada tahun 2011, dan sebesar 63% (sebanyak 2.111.498 TEUS) pada tahun 2012, atau hampir 40% dari lalu lintas container impor secara nasional. Penerapan Auto Gate System ini diharapkan akan meningkatkan kecepatan pelayanan di Pintu pemasukan/pengeluaran (Gate-In/ Gate-Out), sehingga secara signifikan dapat memberikan kontribusi penurunan dweling time;
Dengan dilakukannya pemeriksaan fisik barang secara terpadu antara Bea Cukai dan Karantina di TPFT, diharapkan mampu untuk meningkatkan kecepatan layanan, menjamin keamanan, memberikan fasilitas yang memadai dan kenyamanan dalam proses pemeriksaan fisik barang, juga ditujukan agar pemeriksaan dapat dilakukan 7X24 jam dan tidak terganggu oleh kondisi cuaca.
Melalui penerapan Integrated Cargo Release (i-CaRe) System yang merupakan inovasi pengembangan dari Sistem NSW, dan diimplementasikan di TPK Koja dengan pengoperasian CargoLink System, akan memberikan penurunan waktu yang signifikan dalam proses post-clearance. Menurut testimoni dari salah satu Importir/Eksportir terbesar yaitu PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), bahwa penerapan CargoLink telah terjadi penurunan waktu dwelling time yang sangat signifikan, dari rata2 sekitar 4 s/d 5 Hari per shipment, menjadi sekitar 40 menit per container atau +/- 23 Jam 20 menit per shipment (Rata2 per shipment 35 container). Juga utamanya terjadi penurunan biaya, yang bisa menghemat biaya logistik berupa port storage costs sekitar USD 3,432 per bulan.
Pada akhirnya diharapkan berbagai upaya dan langkah strategis yang telah dan akan dilakukan oleh Pemerintah untuk menurunkan dwelling time di Tanjung Priok ini, akan meningkatkan efisiensi pelayanan dan efektifitas pengawasan atas lalu lintas barang ekspor-impor, menurunkan biaya logistik, memperlancar arus barang, dan akhirnya akan dapat meningkatkan daya saing nasional. Selain itu, untuk mempersiapkan diri dalam rangka mencapai target integrasi Logistik ASEAN pada tahun 2013, integrasi Pasar ASEAN pada tahun 2015, dan integrasi pasar global pada tahun 2020.
Pemerintah akan terus memperluas pembangunan sistem pelayanan birokrasi secara eletronik (otomasi sistem pelayanan) dan mendorong pengembangan integrasi sistem antar instansi pemerintah seperti ini, ke berbagai fungsi layanan publik lainnya. Upaya ini diharapkan akan dapat meningkatkan efesiensi pelayanan yang mendorong daya saing ekonomi nasional, meningkatkan efektivitas pengawasan transaksi dan kegiatan ekonomi masyarakat, serta memenuhi komitmen dalam rangka kerja sama regional dan internasional.
Informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi:
Humas Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian: (humas@ekon.go.id)
Humas Direktorat Jenderal Bea dan Cukai: (humaskpdjbc@customs.go.id).