Menko Perekonomian Memberikan Kuliah Umum pada Rakernas BKS-PTIS
05 May 2013 10:42Dalam kunjungan kerja di Malang (5/5), Menko Perekonomian RI berkesempatan memberi pidato kunci sebagai kuliah umum pada Semiloka dan Rapat Kerja Nasional Badan kerjasama Perguruan Tinggi Islam Swasta (BKS-PTIS). Hadir dalam acara tersebut diantaranya Rektor Universitas Muhammadiyah Malang, Dr. Muhajir.
Mengawali pidatonya, Menko Perekonomian mengangkat kondisi geopolitik dan geo ekonomi global saat ini, dimana pergerakan ke kawasan Asia begitu cepat dan memberi kontribusi signifikan dalam ekonomi dunia. Selain itu, terjadi juga perubahan demografi masyarakat dunia, dimana masyarakat produktif di Asia akan terus meningkat sampai tahun 2035. Usia produktif ini harus dimanfaatkan ke bentuk knowlodge based society agar kita menjadi bangsa yang unggul dalam persaingan global sekaligus memiliki daya saing nasional.
Pada tahun 2015 juga akan dimulai ASEAN Economic Community. Tantangan di depan mata yang akan dihadapi adalah bahwa Indonesia akan menjadi pasar sekaligus basis produksi industri. Dengan keunggulan daya saing, dunia akan lebih melihat Indonesia sebagai production-based society daripada market-based society. Kita harus menjadi kawasan terintegrasi dengan pembangunan ekonomi yang merata. "Pertanyaannya, kita sudah siap atau tidak? Tidak ada kata tidak. Kita harus siap." Tegas beliau. "Tentu kita tidak akan biarkan produk asing membanjiri pasar kita, oleh karena itu kita harus membangun daya saing."
Strategi unggul untuk memenangkan persaingan regional adalah keyakinan SDM yang berkualitas sebagai modal utama, dilengkapi dengan kekayaan SDA dan letak geografis-maritim yang strategis.
Dengan keyakinan utama bahwa kunci keunggulan bangsa terletak pada kualitas SDM, maka peran pendidikan tinggi menjadi vital. Peran perguruan tinggi dalam percepatan transformasi usia produktif antara lain melalui (i) pengembangan klaster inovasi untuk mendukung 6 koridor ekonomi, (ii) revitalisasi puspiptek untuk melahirkan IKM berbasis inovasi dalam berbagai bidang strategi, (iii) Pembentukan klaster inovasi daerah untuk pemerataan pertumbuhan, dan (iv) penguatan aktor inovasi melalui kolaborasi pemerintah, pelaku usaha, dan perguruan tinggi melalui lembaga penelitian sebagai penghasil produk invensi.
Menutup pidatonya, Menko menggaris bawahi bahwa saat ini terdapat 55 juta tenaga terdidik. Ditargetkan pada 2030 jumlah tersebut akan ditingkatkan menjadi 113 juta. indonesia membutuhkan lebih banyak lagi lulusan teknik untuk mendorong pengmbangan industri sesuai arahan MP3EI. Untuk itu secara khusus beliau berpesan agar perguruan tinggi terus meningkatkan jumlah lulusannya untuk mengisi pembangunan bangsa.