Pertemuan Komite Bersama Kerjasama Ekonomi Indonesia Korea Ke-3
25 Sep 2013 15:22Seoul, 25 September 2013 – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa memimpin delegasi ekonomi Indonesia melaksanakan pertemuan Komite Bersama Kerjasama Ekonomi ke-3 di Seoul, Korea Selatan. Delegasi ekonomi Republik Korea Selatan dipimpin oleh Menteri Perdagangan Industri dan Energi Mr. Yoon Sang-jick. Pertemuan pada hari ini lebih spesial karena bertepatan dengan perayaan hubungan diplomatik Indonesia dengan Korea Selatan ke-40. Hal ini sesuai dengan “Joint Declaration on Strategic Partnership to Promote Friendship and Cooperation in the 21st Century” yang telah ditandatangani oleh kedua kepala negara pada tahun 2005.
Pertemuansiang hariinitelahberjalandenganbaik, danterdapat banyakkemajuan yang telahdicapaiolehmasing-masing working group. Beberapa kerjasama konkret yang dilaporkan antara lain: kerjasama Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), industri pembuatan kapal, kerjasama CNG, kerjasama energi terbarukan, kerjasama infrastruktur, restorasi sungai ciliwung, kerjasama rice farming mechanizationdan kerjasama mobil ramah lingkungan.
Pada kesempatan tersebut Menko Perekonomian Hatta Rajasa menyampaikan bahwa, “kerjasama industri antara kedua Negara tidak terbataspada industri baja, ban dan shipbuilding tetapi juga melalui kelompok kerja bidang industri lainnya seperti aviation industryand teknologi informasi dan komunikasi”.
“Saya juga berharap Korea komit dengan janjinya yaitu adanya transfer teknologi. Saya jugaberharap dengan adanya kantor perwakilan BPKM di Seoul dapat meningkatkan iklim usaha bagi para pengusaha Korea yang akan menanamkan modal di Indonesia”, lanjut Menko Perekonomian.
Dalam bidang energi melalui Indonesia –Korea Energy Forum, beberapa proyek kerjasama bidang energiantara kedua Negara jugaterus dikembangkan mengingat Indonesia dan Korea selalu bekerjasama dalam hal energysecuritydi berbagai forum internasional.
Selain itu, “Saya berharap kelompok kerja infrastruktur dapat mengembangkan kerjasama yang lebih luas mengingat melalui MP3EI, Indonesia memiliki potensi kerjasama infrastruktur yang tersebar di 6 koridor ekonomi”, ujar Menko Perekonomian.
Di bidang kehutanan, pertanian dan perikanan juga terdapatbanyak kemajuan dalam kelompok kerja kehutanan, pertanian dan perikanan yang mendukung ketahanan pangan (food) security).Di bidangkelompok kerja kerjasama pembiayaan juga telah mencapai banyak kemajuan. Diskusi Policy Financial Institutions (PFI)dapat terus dilanjutkan mengingat pembiayaan proyek-proyek kerjasama Indonesia – Korea sangat bergantung dari sumber pembiayaannya.
Kemajuan lainnya juga telah dicapai oleh kelompok kerja bidang pengembangan mobil ramah lingkungan yang baru terbentuk tahun lalu. Sebagaimana diketahui, kelompok kerja ini terbentuk sebagai implementasi kesepakatan antara kedua Pemimpin beberapa waktu yang lalu sehingga kita harus benar-benar melaksanakan kesempakatan tersebut. “Saya juga meminta agar Pemerintah Korea dapat memberikan alih teknologi untuk pengembangan mobil ramah lingkungan ini”, menurut Menko Perekonomian.
Hubungan bilateral yang sudah terjalin dengan baik selama ini akan berkelanjutan dalam jangka panjang, sehingga dapat menjadi salah satu kunci sukses tercapainya hubungan yang saling menguntungkan bagi kedua negara. The Fourth Joint Committee Meeting On Economic Cooperation between Republic of Indonesia – Republic of Korea di Indonesia tahun depan. (ekon)
LAMPIRAN
Peringati 40 Hubungan Diplomatik
Indonesia-Korea Perkuat Kerjasama Ekonomi
· Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari Pertemuan The Second Joint Committee Meeting on Economic Cooperation The Republic of Indonesia – The Republic of Korea atau yang dikenal dengan sebutanJeju Initiative yang telah diselenggarakan di Jeju, Korea Selatan pada tanggal 12 Oktober 2012 dan The First Joint Committee Meeting on Economic Cooperation The Republic of Indonesia – The Republic of Korea yang diselenggarakan di Jakarta pada bulan Februari 2012.
· Korea adalah mitra dagang dan industri yang penting bagi Indonesia, hal ini dapat ditunjukkan antara lain dengan adanya peningkatan neraca perdagangan antara Indonesia dan Korea, pada tahun 2011, total perdagangan kedua negara mencapai US$ 29,38 milyar meningkat 44,87% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2010 sebesar US$ 20,28milyar.Namun, pada tahun 2012 nilai perdagangan Indonesia-Korea sebesar US$ 27,02 milyar atau mengalami penurunan sebesar 8,1% jika dibandingkan tahun 2011.Penurunan intensitas perdagangan Indonesia dengan Korea namun lebih disebabkan oleh adanya pengaruh kelesuan perdagangan global dan pengaruh pemulihan ekonomi di Eropa dan Amerika yang masih berlangsung.
· Dengan adanya penurunan ini, Indonesia-Korea harus lebih kerja keras lagi untuk mencapai target perdagangan yang telah dicanangkan oleh Kedua Kepala Negara pada bulan Maret 2012 yang lalu, yaitu sebesar US$ 40 milyar pada tahun 2014 dan US$ 100 milyar pada tahun 2020.Diharapkandengan terselesainya perundingan Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA) nantinya akan mendorong peningkatan volume dan intensitas perdagangan kedua negara.Sebagaimana diketahui bahwa perundingan Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA) pada saat ini sudah memasuki putaran ke-5 dan diharapkan dapat diselesaikan dalam waktuperundingan berikutnya karena dengan CEPA Negara Indonesiaakan menjadi lebih dari sekedar mitra strategis.
· Sementara itu, di bidang investasi, Korea merupakan penanam modal yang penting di Indonesiayaitu menempati urutan keempat selama dua tahun beturut-turut yaitu pada tahun 2012 dengan nilai investasi sebesar US$ 1.949,7, meningkat sebesar 60% bila dibandingkan tahun 2011dengan nilai investasisebesar US$ 1.218,7juta. Sedangkan realisasi investasi pada kuartal ke-2 tahun 2013 sudah mencapai US$ 1.228,9 juta.Pada kesempatan kunjungan ini, juga akan dibuka Indonesia Investment Promotion Center di Seoul. Kantor baru ini sangat penting mengingat investasi Korea di Indonesia terus meningkat dari waktu ke waktu.
· Peningkatan hubungan bilateral juga ditempuh melalui kerja sama di panggung global dan regional seperti APEC, ASEAN, G20 dan lain-lain. Pada tahun ini Korea juga sangat mendukung Keketuaan Indonesia dalam APEC dan bahkan setelah KTT APEC di Bali. Pada tanggal 11-12 Oktober, Presiden Korea Selatan, Yang Mulia Park Geun-hye juga akan mengunjungi Indonesia.