Myanmar Menyambut Positif Investasi BUMN Indonesia
03 Apr 2013 13:56MYANMAR - Kunjungan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Hatta Rajasa yang mengajak sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membuahkan hasil positif. Sejumlah poin kerjasama ekonomi dan investasi telah dibicarakan antara Hatta dengan Presiden Myanmar Thein Sein dan Menteri Perencanaan Pembangunan Ekonomi Nasional (Bappenas) Myanmar dan tinggal menunggu follow up dari kedua negara, khususnya Indonesia.
Hatta mengaku Indonesia sangat siap untuk berinvestasi di Myanmar. "Saya kira di bidang telekomunikasi kita lebih dari siap. kita mendapat peluang untuk berpartisipasi dalam komunikasi. Sekali lagi Telkom sangat siap untuk itu," ujar Hatta, usai bertemu dengan Presiden Thein Sein, Selasa 2 April 2013. Bahkan Hatta menyebutkan kalau Telkom menang tender dengan nilai investasinya bisa mencapai miliaran dolar Amerika Serikat.
Hatta Rajasa juga menambahkan bahwa BUMN yang juga siap berinvestasi di Myanmar adalah PT Timah Tbk. Saat ini, Timah telah memiliki lisensi untuk melakukan operasi tambang di Myanmar. "PLN kita juga sangat siap untuk berikan energi efisiensi," tambahnya. Selain itu, PLN juga siap membangun power plant, dimana suplai batubara berasal dari Indonesia."Menurut saya, kita harus ambil quick win, misalkan PLN bisa energi efisiensi, kita juga bisa mulai kerjasama mineral dan lain-lain,"kata Hatta.
Selain itu, Hatta menyampaikan inti dari pertemuan dengan Presiden, Menteri Perdagangan dan Menteri Perencanaan Pembangunan Ekonomi Nasional Myanmar adalah memperkuat hubungan ekonomi. Kerjasama yang ditekankan Hatta dalam pertemuan dengan para petinggi Myanmar itu adalah keinginan Indonesia untuk berpartisipasi dalam economic reform dan pembangunan ekonomi.
Setelah pertemuan ini, Presiden SBY akan berkunjung ke Myanmar pada 23-24 April 2013 untuk menandatangani beberapa MoU. "Intinya, presiden (Thein Sein) itu ingin buka kesempatan yang luas kepada kita di semua bidang yang memang menjadi interest kita, bidang telekomunikasi, energi dan mineral, agriculture, serta tourism. Itu yang betul-betul ditekankan, Myanmar akan membuka tiga special economic zone. Itu sama dengan akselerasi ekonomi dan economic reform yang kita lakukan di Indonesia," tandasnya.
Sementara itu, kesiapan Indonesia untuk berinvestasi ditanggapi positif oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Ekonomi Nasional Myanmar, Prof.Dr. Kan Zaw. Menurut Kan Zaw, saat ini Myanmar sudah menyiapkan aturan-aturan mengenai investasi. Kepada BUMN Indonesia yang ingin berinvestasi, Kan Zaw menjamin keamanan dan kenyamanannya. "Kami mengucapkan terima kasih kepada Indonesia yang ikut tender di telekomunikasi dan berharap Indonesia bisa memberikan sumbangan positif ke negara kami," kata Kan Zaw.