Sumber gambar : www.mappijatim.or.id

September 2013 Deflasi 0,35%

01 Oct 2013 13:57

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatata pada bulan September 2013 ini terjadi deflasi sebesar 0,35 persen.

“Deflasi September ini, sejak 2001 tidak pernah terjadi. Dengan terjadinya deflasi maka menunjukan harga-harga sudah mulai turun, ini merupakan usaha dari pemerintah. Jika pemerintah bisa mengontrolnya mungkin bulan depan bisa diturunkan lagi,” kata Ketua BPS Suryamin dalam jumpa pers di kantor BPS, Jakarta, Selasa (1/10/2013).

Lebih lanjut, ia mengatakan dari 66 kota indeks harga konsumen (IHK), 53 kota mengalami deflasi dan 13 kota mengalami inflasi. Deflasi terbesar terjadi di Sorong dan terendah terjadi di Surabaya. “Sementara 13 kota yang mengalami inflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pinang,” ujarnya.

Menurut Kepala BPS, pendorong terjadinya deflasi pada September ini adalah Bawang merah yang turut andil sebesar -0,75 persen, cabe merah turut andil sebesar -0,12 persen, tarif angkutan antar kota turut andil -0,09 persen, “Ini dikarenakan tarif angkutan antar kota sudah kembali normal dan terjadi penurunan di 40 kota,” ujarnya.

Selanjutnya, cabe rawit turut andil sebesar -0,08 persen, telur ayam ras turut andil sebesar -0,05 persen, Tarif angkutan udara turut andil sebesar -0,05 persen, tomat sayur turut andil sebesar -0,03 persen, daging sapi turut andil sebesar -0,02 persen. “Terkait daging sapi permintaannya berkurang dibanding bulan lalu, walaupun harganya belum rendah masih tinggi, tapi terjadi penurunan di 46 kota,” tuturnya.

Ikan segar juga turut andil sebesar -0,02 persen mendorong deflasi, dan Wortel turut andil sebesar -0,02 persen. Sementara penghambat terjadinya deflasi terbesar adalah emas dan perhiasan turut andil sebesar 0,21 persen, tempe turut andil sebesar 0,05 persen, tahu mentah turut andil sebesar 0,04 persen, “Kenaikan tempe dan tahu ini dipengaruhi kenaikan harga kacang kedelai,” ujarnya.

Selanjutnya daging ayam ras dan tariff sewa rumah turut andil sebesar 0,03 persen, Beras, minyak goring, nasi dengan lauk, rokok kretek filter, tariff kontrak rumah, tarif air minum dan tariff rekreasi turut andil sebesar 0,02 persen. Ia juga mengatakan tingkat inflasi tahun kalender (Januari-September) 2013 sebesar 7,57 persen dan tingkat inflasi year on year (September 2013 terhadap September 2012) sebesar 8,40 persen.


Bagikan di | Cetak | Unduh