Pemerintah Dorong Investasi Pendidikan Tinggi untuk Pengembangan Sumber Daya Manusia
21 Jul 2022 11:13Sebagai negara yang sebagian besar penduduknya adalah usia produktif, Indonesia memiliki pasar potensial yang sangat besar. Dari 270 juta penduduk, sebanyak 42 ribu penduduk Indonesia bersekolah di luar negeri, dengan rata-rata pendaftaran mencapai 9.000 orang per tahunnya dan dengan tujuan belajar ke Australia, Amerika Serikat, Malaysia, dan United Kingdom.
Pemerintah Indonesia sendiri terbuka untuk menampung rencana investasi di bidang pendidikan yang sesuai dengan kriteria untuk pendidikan tinggi asing. Beberapa kriteria tersebut diantaranya yakni level pendidikan untuk pendidikan tinggi, bidang yang terbuka untuk pendidikan, vokasi, dan profesi, ranking kampus asing tersebut harus termasuk pada Top 100 berdasar QS World University Ranking, kampus yang terbuka untuk mahasiswa luar negeri, serta kampus yang non profit principles.
Dalam pertemuan antara Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dengan Deputy Vice President (Global Business Development) Kings College London (KCL) Dr Helen Bailey, BUPP KEK Singhasari, dan British Council di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rabu (13/07), Plt. Sekretaris Jenderal Dewan Nasional KEK Elen Setiadi menyampaikan bahwa KCL berencana mengembangkan sektor pendidikan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Dewan Nasional KEK menyambut baik rencana investasi dari KCL tersebut dan akan mendukung dari segi regulasi dan fasilitas. “We support, we welcome you, we’re ready if you need more support,” ujar Sekjen Elen.
Dukungan Pemerintah dalam hal ini diantaranya yakni dengan fasilitas dan kemudahan ultimate yang bisa didapatkan untuk investasi di KEK, dimana dimungkinkan 100% kepemilikan asing, tax holiday, dan fasilitas kemudahan lainnya. Dukungan Pemerintah tersebut sebagai salah satu perwujudan dari RPJMN dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Sebagai informasi, KCL merupakan sebuah universitas berbasis riset, utamanya dalam peningkatan kapasitas sumber daya manusia dengan jumlah mahasiswa sebanyak 43.000 dimana lebih dari 18.000 diantaranya adalah mahasiswa internasional. Selain itu, KCL juga merupakan salah satu universitas terkemuka dengan peringkat 37 dunia dan peringkat 7 di United Kingdom.
“We have economic impact over the 10 billion around UK, supporting research and development and innovation,” ungkap Deputi Bailey.
Sebelumnya, KCL telah melakukan kerja sama dengan Southern University of Science and Technology (SUSTech) di Shenzen dan saat ini telah terdapat lebih dari 200 mahasiswa. Hal ini sejalan dengan langkah KCL untuk bertumbuh secara global, utamanya pada pasar Asia Tenggara. Sehubungan dengan hal tersebut, saat ini KCL didukung oleh British Council menyusun studi kelayakan pendirian kampus cabang di Indonesia.
Dalam studi tersebut mereka menggandeng Universitas Indonesia dan akan berfokus pada bidang teknologi dan ekonomi kreatif, serta eksplorasi untuk bidang-bidang lain seperti teknologi medis, pertahanan keamanan, dan lainnya.
Investasi pendidikan tinggi dari universitas ternama di dunia tentu saja akan memberikan dampak positif bagi dunia pendidikan Indonesia, dimana di dalamnya dimungkinkan terjadi transfer pengetahuan dan kebudayaan antar entitas, sehingga dalam jangka panjang akan meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia secara umum. Selain itu, keberadaan universitas kelas dunia di Indonesia tentu saja akan menghemat devisa dari pelajar yang bersekolah di luar negeri. (PI/SJDNKEK/dlt/fsr)
***