PGII Menjadi Jalan Baru dalam Mengatasi Kesenjangan Infrastruktur dan Investasi bagi Negara Berkembang
15 Nov 2022 23:50KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
SIARAN PERS
HM.4.6/665/SET.M.EKON.3/11/2022
PGII Menjadi Jalan Baru dalam Mengatasi Kesenjangan Infrastruktur dan Investasi bagi Negara Berkembang
Nusa Dua, 15 November 2022
Disela-sela Pertemuan Tingkat Tinggi Presidensi G20 Indonesia, telah diadakan pertemuan Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII), Selasa (15/11) di Bali. PGII merupakan upaya kolaboratif oleh anggota G7 (Amerika Serikat, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada dan Prancis) yang diluncurkan pertama kali pada Juni 2021 pada KTT G7 ke-47 di Inggris. PGII memiliki komitmen selama 5 tahun ke depan akan menginvestasikan USD 600 miliar dalam bentuk pinjaman dan hibah untuk proyek infrastruktur berkelanjutan bagi negara berkembang.
Pada kesempatan tersebut, Presiden Indonesia Joko Widodo, Presiden Amerika Serikat Joe Biden, dan Presiden Komisi Eropa Ursula Von der Leyen menjadi tuan rumah bersama sekelompok pemimpin negara G20 yakni Jepang, Jerman, Korea Selatan, Senegal, Kanada, Argentina, Inggris dan India. Kegiatan tersebut menjadi momentum yang tepat untuk menunjukkan komitmen guna mempercepat investasi dalam infrastruktur yang berkualitas di negara-negara miskin dan menengah di seluruh dunia serta memperkuat ekonomi global. Dalam pertemuan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto turut mendampingi Presiden Joko Widodo.
Mengawali acara, Presiden Biden menyampaikan perkembangan dan dampak PGII hingga saat ini, mengumumkan proyek-proyek baru, dan memberikan contoh nyata peran AS dan mitranya bekerja sama untuk memobilisasi modal infrastruktur berkualitas dan pembangunan berkelanjutan.
“Pemerintah AS secara resmi mengumumkan proyek baru PGII antara lain kemitraan Just Energy Transition Partnership (JETP) yang memobilisasi USD 20 miliar pembiayaan sektor publik dan swasta untuk Indonesia, Indonesia Millenium Challenge Corporation (MCC) Compact yang telah berhasil meluncurkan USD 698 juta, Trilateral Support for Digital Infrastructure melalui kemitraan Australia dan Jepang dalam mendukung proyek digital, mengamankan rantai pasokan mineral kritis di Brasil, pengembangan energi surya di Honduras, dan investasi dalam infrastruktur kesehatan India,” jelas Presiden Biden.
Pada sambutannya, Presiden Joko Widodo selaku tuan rumah KTT G20 menyampaikan bahwa Indonesia selalu mendukung penguatan pembangunan infrastruktur di negara-negara berkembang. Krisis multidimensional yang tengah dihadapi dunia membawa tantangan sendiri bagi pembangunan infrastruktur di negara berkembang, termasuk melalui penyusutan ruang fiskal. Dukungan yang diberikan PGII harus bersifat country driven dan berdasarkan kebutuhan riil negara tujuan. Selain itu, PGII juga harus menjadikan konsultasi dan dialog dengan negara penerima sebagai pedoman utama.
“Pembangunan infrastruktur perlu memberdayakan masyarakat dan ekonomi setempat agar memiliki rasa kepemilikan yang tinggi disertai dukungan bagi negara berkembang untuk membangun kapasitas dan kemampuan mandiri. Dengan demikian negara berkembang dapat lebih tangguh menghadapi tantangan global di masa mendatang,” ungkap Presiden Joko Widodo.
Presiden Joko Widodo dalam kesempatan tersebut juga mengutarakan bahwa upaya PGII dalam mendukung pembangunan infrastruktur di negara berkembang juga harus didasarkan pada paradigma kolaborasi. PGII diminta untuk melibatkan lebih banyak pemangku kepentingan termasuk sektor swasta yang dinilai akan membawa manfaat nyata. Lebih lanjut, PGII juga harus menghasilkan dukungan pembangunan berkelanjutan, termasuk lewat pembangunan hijau dan transisi energi.
Sementara itu, Presiden Von der Leyen meyakini bahwa pertemuan PGII pada sela-sela KTT G20 di Bali dapat menjadi penentu situasi perekonomian dunia. “Kami yakin kemitraan dapat menjadi penentu permainan karena dua alasan, pertama PGII tidak hanya menanamkan modal besarnya di infrastruktur, tetapi juga investasi pada kapasitas lokal mitra kami,” ujar Presiden Von der Leyen.
Selanjutnya dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga bertindak sebagai moderator dan mempersilahkan Jerman, Korea Selatan, Senegal, Kanada, Argentina, Inggris, dan India untuk menyampaikan pandangan masing-masing. Pada sesi akhir kegiatan, Presiden Biden menutup pertemuan PGII tersebut.
Turut hadir mendampingi Presiden Joko Widodo dalam kegiatan tersebut yakni Menteri Luar Negeri serta Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat. (dep7/dft/fsr/hls)
***
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Susiwijono Moegiarso
Website: www.ekon.go.id
Twitter, Instagram, Facebook, TikTok, & YouTube: @PerekonomianRI
Email: humas@ekon.go.id
LinkedIn: Coordinating Ministry for Economic Affairs of the Republic of Indonesia