Sumber ekon.go.id

Siapkan Strategi Baru Implementasi Program Kerja Berkelanjutan, Strategic Planning Meeting BIMP-EAGA Kembali Digelar

09 Feb 2023 15:56

Kerja sama Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East Asean Growth Area (BIMP-EAGA) memulai awal tahun dengan pertemuan Strategic Planning Meeting (SPM) untuk melaporkan perkembangan kerja sama tahun sebelumnya dan menyusun perencanaan kerja tahun berjalan dibidang konektifitas, perdagangan, investasi, pariwisata, pertanian, perhubungan, ICT, sosial budaya dan pendidikan dan lingkungan.

Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional mewakili Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Netty Muharni selaku Ketua Delegasi Indonesia dan Ketua Pertemuan menghadiri Senior Officials setingkat eselon 1 negara anggota BIMP-EAGA, ADB dan BIMP-FC.

”Pertemuan tahun 2023 perlu menghasilkan strategi baru dalam implementasi program kerja yang berkelanjutan seperti yang telah diamanatkan para Menteri untuk menghadapi dinamika dan megatrend global,” tutur Asdep Netty di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, Selasa (8/02).

Pertemuan tersebut menandai dimulainya studi koridor ekonomi yang mencakup seluruh wilayah Indonesia Timur yang masuk dalam area kerja BIMP-EAGA. Studi dengan pendanaan Asian Development Bank (ADB) tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi manfaat integrasi sub-kawasan dalam akselerasi pertumbuhan ekonomi, potensi perdagangan, konektivitas, investasi, pengembangan pariwisata dalam koridor ekonomi BIMP-EAGA.

Pada kesempatan tersebut, Asdep Netty menegaskan pentingnya untuk segera melakukan dan revitalisasi konektivitas udara, laut dan darat.  ”Pembukaan kembali rute Kuching-Pontianak, Davao City-Manado, revitalisasi konektivitas laut Bitung-Davao/General Santos, serta pembukaan rute Bus Damri Pontianak-Brunei Darussalam  perlu segera dilakukan untuk hidupkan kembali reaktivasi pergerakan orang dan lalu lintas barang di kawasan perbatasan pasca pandemi,” ujar Asdep Netty.

Dalam pertemuan tersebut juga membahas kerangka kerjasama Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia on One Grid One Borneo Power Exchange Project yang termasuk dalam Priority Economic Deliverables (PED) ASEAN Chairmanship di sektor energi.

“Kerja sama ini merupakan perwujudan keselarasan strategis antara BIMP-EAGA dan ASEAN, proyek interkoneksi kelistrikan ini berada di wilayah BIMP-EAGA, karenanya didorong lebih banyak keselarasan tersebut di masa mendatang,” ungkap Asdep Netty.

Selain proyek kelistrikan, klaster lain seperti agribusiness cluster juga didorong untuk berkontribusi dalam peningkatan food security yang menjadi salah satu PED ASEAN Chairmanship dalam sektor pangan. Indonesia juga mendorong penguatan mekanisme kelembagaan, meningkatkan kovergensi proyek, serta meningkatkan partisipasi pelaku usaha  dan pemerintah daerah.

“Saya percaya bahwa jika kita terus bekerja sama secara erat, dapat menghasilkan output yang produktif dan nyata untuk meningkatkan pendapatan, menciptakan lapangan kerja dan penghidupan yang lebih baik bagi masyarakat,” pungkas Asdep Netty.

SPM BIMP-EAGA merupakan pertemuan rutin awal tahun untuk membahas beberapa hal yakni tindak lanjut arahan Menteri dalam Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) BIMP-EAGA ke-25, reviu untuk Rolling Pipeline (RPoPs) 2020-2022 dan identifikasi daftar proyek Rolling Pipeline (RpoPs) 2023-2025, identifikasi deliverables untuk KTT BIMP-EAGA ke-15 dan PTM BIMP-EAGA ke-26, identifikasi target capaian dan penyusunan rencana implementasi proyek pada tahun 2023, serta identifikasi proyek konvergen lintas klaster.

Pertemuan dihadiri lebih dari 150 delegasi dari ke-empat negara  yang mewakili  klaster dan kelompok kerja. Turut hadir dalam kesempatan tersebut yakni Asdep Fiskal Kemenko Perekonomian, Asdep Pengembangan Agribisnis dan Peternakan Kemenko Perekonomian, serta perwakilan Kementerian/Lembaga pembina sektor lainnya. (dep7/ltg/fsr)

***


Bagikan di | Cetak | Unduh