Akselerasi Mobilitas Antar Wilayah, Pemerintah Dorong Connecting Connectivity Dalam Kerja Sama Ekonomi Sub-Regional
05 Apr 2023 12:57Pertemuan Strategic Planning Meeting (SPM) Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East Asean Growth Area (BIMP-EAGA) yang telah diselenggarakan pada 8 Februari 2023 di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, menandai dimulainya studi koridor ekonomi yang mencakup seluruh wilayah Indonesia Timur yang masuk dalam area kerja BIMP-EAGA.
Menindaklanjuti hasil pertemuan tersebut, Pemerintah melalui Kedeputian Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, melaksanakan rapat koordinasi dengan mengundang Pemerintah Daerah, Kementerian/Lembaga terkait, dan pihak swasta, pada Rabu (29/03).
Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Edi Prio Pambudi mengingatkan bahwa perlu upaya yang lebih baik lagi untuk meningkatkan sinergi antar para pemangku kepentingan untuk mendorong keterhubungan antar daerah dan antar wilayah di sub-regional.
Deputi Edi menyampaikan bahwa “connecting connectivity” perlu menjadi pendekatan dalam kerangka kebijakan kerja sama ekonomi sub-regional. “Keterhubungan antar wilayah Indonesia dengan wilayah negara lainnya untuk mempercepat mobilitas tidak hanya barang, tetapi juga orang dan kapital/modal,” jelas Deputi Edi.
Posisi strategis ASEAN dalam kawasan Indo-Pasifik juga akan meningkatkan minat kerja sama ekonomi oleh banyak negara dengan Indonesia maupun negara anggota ASEAN lainnya. Oleh karenanya, diperlukan kesiapan hingga pada tingkat daerah agar minat kerja sama ekonomi dan investasi dapat langsung diakomodasi dan dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat.
Selain itu, juga diperlukan mekanisme kelembagaan yang kuat melalui kolaborasi antara Pemerintah Daerah, pihak swasta, hingga universitas setempat selaku pihak yang diharapkan paling memahami potensi daerahnya. Kemudian dengan strategi “connecting connectivity”, diharapkan potensi masing-masing wilayah di Indonesia dapat saling mengisi, untuk lebih jauh dipromosikan di tingkat regional baik melalui BIMP-EAGA maupun Indonesia–Malaysia–Thailand Growth Triangle (IMT-GT).
Lebih lanjut, Deputi Edi menyampaikan 3 (tiga) faktor dalam mendorong efisiensi, yaitu konektivitas, sumber daya manusia, dan ketahanan energi. Efisiensi konektivitas merupakan elemen penting karena berdampak langsung pada harga barang dan jasa di tiap daerah. Sumber daya manusia yang mumpuni juga diperlukan, tidak hanya memetakan potensi masing-masing daerahnya, namun juga dapat berperan menjadi marketing yang baik untuk menarik minat investasi terhadap potensi daerah, serta berkontribusi pada upaya untuk menciptakan ketahanan energi di kawasan.
”Pentingnya pemetaan secara jelas potensi dan manfaat yang dapat dihasilkan, utamanya bagi masyarakat, menjadi kunci penting dalam mendorong kerja sama ekonomi. Hal ini hanya dapat tercapai melalui usaha bersama dari seluruh pihak,” pungkas Deputi Edi.
Sebagai tindak lanjut, disepakati untuk diadakannya pertemuan lanjutan yang melibatkan Pemerintah Daerah, Kementerian/Lembaga, KADIN, JBC, dan BEBC dengan tujuan membedah potensi untuk didorong dalam kerja sama ekonomi internasional dan perjanjian yang dapat diimplementasikan di daerah. (iap/sas/ret/dlt/fln)
***