Inflasi Maret 2014 Sebesar 0,08%
01 Apr 2014 17:22Jakarta – Badan Pusat Statistik mencatat inflasi pada bulan Maret 2014 sebesar 0,08 persen. Inflasi Maret ini mengalami penurunan bila dibandingkan dengan inflasi Februari 2014 sebesar 0,26 persen.
“Inflasi bulan Maret ini inflasinya cukup rendah, berarti inflasi pada Maret ini harga-harga cukup terkendali,” kata Kepala BPS Suryamin dalam jumpa pers di gedung BPS, Jakarta, Selasa (1/4/2014).
Lebih lanjut ia mengatakan dari 82 kota yang disurvei sebanyak 45 kota mengalami inflasi dan 37 kota mengalami deflasi. “Inflasi tertinggi terjadi di Merauke sebesar 1,15 persen, inflasi terendah terjadi di Kediri dan Makassar sebesar 0,02 persen. Sementara deflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 2,43 persen,” ujarnya.
Menurutnya, terjadinya inflasi 0,08 persen didorong oleh beras yang turut andil menyumbang sebesar 0,05 persen dengan perubahan harga sebesar 1,54 persen. Beras menjadi penyumbang terbesar inflasi dikarenakan masih berlanjutnya musim penghujan pada bulan Maret, sehingga proses pengeringan padi membutuhkan waktu yang lama dan berakibat berkurangnya pasokan beras dipasaran.
“Walaupun cuma 1,54 persen karena beras mempunyai bobot yang cukup tinggi sehingga memiliki dampak secara keseluruhan,” ujarnya.
Selain itu penyumbang inflasi berikutnya adalah cabe rawit yang turut andil sebesar 0,05 persen dengan perubahan harga sebesar 16,45 persen “Cabe rawit berkurang disentra-sentra produksi karena efek dari meletusnya gunung Kelud dan Sinabung,” tuturnya.
Penyumbang inflasi lainnya adalah Bawang putih turut andil sebesar 0,02 persen, minyak goreng turut andil sebesar 0,02 persen, dan rokok kretek filter turut andil sebesar 0,02 persen.
Sementara penghambat inflasi Maret adalah telur ayam ras, cabe merah, daging ayam rasa dan tomat sayur. Jika berdasarkan tingkat inflasi tahun kalender (Februari-Maret) 2014, sambung dia, sebesar 1,41 persen dean tingkat inflasi tahun ke tahun (Maret 2014 terhadap Maret 2013) sebesar 7,32 persen.