Banjir dan Kenaikan Harga Elpiji Dorong Inflasi Januari Capai 1,07%
03 Feb 2014 17:27Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Januari 2014 mencapai 1,07 persen. Pendorong terbesar inflasi Januari ini adalah banjir di sejumlah wilayah di Indonesia dan kenaikan harga elpiji.
“Banjir ini agak lama, dulu kan rasanya seminggu selesai. Ini sudah berminggu-minggu. Kemudian elpiji kemarin naik dua kali lipat walupun cuma naik seminggu” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo dalam jumpa pers di gedung BPS, Jakarta, Senin (3/2/2014).
Sementara Ketua BPS, Suryamin, mengatakan inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukan beberapa kelompok pengeluaran seperti kelompok bahan makanan 2,77 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,72 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 1,01 persen, kelompok sandang 0,55 persen, kelompok kesehatan 0,72 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga 0,28 persen dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,20 persen.
Dan beberapa komoditas yang turut menyumbang inflasi tertinggi adalah bahan bakar rumah tangga, andil 0,17 persen perubahan harganya 11,25 persen. “Ini karena ada kebijakan dari Pertamina tentang kenaikan elpiji 12 kg itu. Terjadi kenaikan di 81 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di satu kota ada yang stabil dan ada yang tidak menaiakan,” ujarnya.
Kedua adalah ikan segar andil 0,12 persen, kenaikan harganya sekitar 3,62 persen “Ini karena pasokan yang berkurang akibat cuaca buruk,” ujarnya.
Selanjutnya, sambung dia, cabe merah andil 0,08 persen kenaikan harganya 8,1 persen, daging ayam ras dengan andil 0,06 persen kenaikan harganya 4,83 persen, telur ayam ras andilnya 0,06 persen kenaikan harganya 9,11 persen. ““Ini kurang pasokan karena distribusinya terkendala banjir,” ungkapnya
Beras andilnya 0,05 persen, tomat sayur andilnya 0,03 persen perubahan harga 15,24 persen, ikan yang diawetkan andil 0,02 persen perubahan harga 2,95persen, bayam andilnya 0,02 persen perubahan harganya 12,4 persen, kangkung andilnya 0,02 persen perubahan harganya 0,4 persen, cabe rawit andilnya 0,02 persen perubahan harga 23,89 persen. “Faktor cuaca sehingga faktor dari sentra produksi berkurang dan terhambat,” ujarnya.
Upah bukan mandor andil 0,02 persen perubahan harga 0,76 persen, emas dan perhiasan andil 0,02 persen perubahan harga 1,43 persen dan bensin untuk non subsidi kenaikan berkisar 0,02 sampai3,14 persen, mobil dengan andil 0,02 persen kenaikan harganya 1,18 persen.
Sementara komoditi yang menyebabkan inflasi turun adalah bawang merah andil 0,06 persen perubahan harga 9,88 persen, dan tarif angkutan udara andil 0,03 persen turunanya 7,92 persen. “Ini karena berkurangnya permintaan jasa angkutan karena masa liburan sudah berakhir sehingga banyak yang sudah menurunkan harga-harga normal,” tuturnya.
Lebih lanjut ia mengatakan dari 82 kota IHK, 78 kota mengalami inflasi dan 4 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di pangkal pinang sebesar 3,79 persen dan inflasi terendah terjadi di Pontianak sebesar 0,04 persen, sementara deflasi terjadi di Sorong sebesar 0,17 persen.
Tingkat inflasi tahun kalender karena masih awal bulan maka inflasi kalender Januari 2014 sama sebesar 1,07 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Januari 2014 terhadap Januari 2013) sebesar 8,22 persen.
Humas Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Email: humas.ekon@gmail.com
Twitter: @perekonomianRI
Website: www.ekon.go.id