Selenggarakan Pertemuan ke-23 di Bali, ACCED Bahas PED Ekonomi Digital dan Percepatan ASEAN Digital Economy Framework Agreement
26 Jun 2023 17:45Sebagai rangkaian dari Keketuaan Indonesia di ASEAN pada tahun 2023 ini telah diadakan beberapa pertemuan yang membahas Priority Economic Deliverables (PED) yang salah satunya adalah tentang ekonomi digital. ASEAN Coordinating Committee on E-Commerce and Digital Economy (ACCED) telah menyelenggarakan pertemuan ke-23, pada 15-16 Juni 2023 di Bali - Indonesia.
Pertemuan ACCED sendiri diselenggarakan secara rutin sebanyak dua pertemuan dalam setahun untuk membahas deliverables ASEAN menuju agenda transformasi digital. Adapun agenda yang dibahas dalam pertemuan ke-23 tersebut yakni PED Leaders' Statement on the Development of the ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA), Framework for Negotiating DEFA, ToR for ASEAN DEFA Negotiating Committee, ASEAN Online Sale Day (AOSD), dan ASEAN Digital Integration Index (ADII).
“Melalui tema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth, Keketuaan Indonesia pada ASEAN 2023 berfokus pada penguatan ekonomi kawasan yang tumbuh cepat, inklusif, dan mampu bertransformasi menjadi kawasan yang selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan, serta akan mengangkat tiga strategic thrust di pilar ekonomi, yaitu recovery-rebuilding, digital economy, dan sustainability,” ujar Plt. Asisten Deputi Ekonomi Digital Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Hitono Prio, yang juga berperan sebagai Chair dalam pertemuan ACCED pada Keketuaan Indonesia.
Leaders’ Statement on the Development of the ASEAN Digital Economy Framework Agreement (LS ASEAN DEFA) ditargetkan ACCED Indonesia sebagai PED. Dokumen tersebut merupakan komitmen seluruh Kepala Negara ASEAN untuk mempercepat transformasi ekonomi digital di kawasan. Lebih lanjut, PED tersebut ditargetkan akan diikrarkan oleh masing-masing Kepala Negara ASEAN pada saat ASEAN Summit ke-43 September 2023 mendatang. Sejalan dengan itu, negosiasi DEFA pun akan dimulai.
ASEAN DEFA sendiri merupakan inisiatif yang tertuang dalam Bandar Seri Begawan Roadmap (BSBR), dan negosiasinya diharapkan dapat dimulai pada 2025 mendatang. Akan tetapi, dalam Keketuaan di ASEAN 2023, Indonesia menginisiasi percepatan negosiasi DEFA dan memulai perundingan pertamanya pada 2023, dengan menargetkan negosiasi selesai di 2025.
“Penyelesaian negosiasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan integrasi ekonomi dan memperkuat daya saing dalam mewujudkan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi melalui transformasi digital,” jelas Plt. Asisten Deputi Hitono.
Selain itu, dalam kajian DEFA yang dilakukan Boston Consulting Group (BCG), didapatkan hasil bahwa perjanjian DEFA akan dapat melipatgandakan nilai ekonomi digital bagi negara-negara ASEAN. Manfaat lainnya termasuk peningkatan ketahanan dan tata kelola data, peningkatan pekerjaan, mobilitas sosial, peningkatan akses, dan pengurangan dampak perubahan iklim.
Pertemuan ACCED ke-23 tersebut dihadiri oleh delegasi dari 10 Negara Anggota ASEAN, serta perwakilan dari Kementerian/Lembaga terkait dari masing-masing negara, Sekretariat ASEAN, dan development partners. Pada pertemuan itu, Indonesia juga mengajak delegasi untuk mengunjungi Pura Uluwatu dan menonton pementasan Tari Kecak Bali.
Hal ini sebagai bentuk keramahtamahan Indonesia selaku tuan rumah, sekaligus diharapkan dapat menjadi momentum bagi Pemerintah untuk mempromosikan pariwisata dan budaya di Indonesia, khususnya Bali, dimana kegiatan tersebut juga didukung oleh Pemerintah Provinsi Bali dan Pemerintah Kabupaten Badung. (dep4/rep/fsr)
***