Makanan Dorong Inflasi Februari 2014 Capai 0,26%
03 Mar 2014 07:51Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi dibulan Februari 2014 mencapai 0,26 persen. Inflasi 0,26 persen ini salah satu pendorong terbesar adalah makanan.
"Pendorong terbesar dalam inflasi Februari 2014 adalah kelompok makanan sebesar 0,36 persen dan kelompok makanan jadi, minuman,rokok dan tembakau sebesar 0,43 persen," ujar Deputi Bidang Statistik Produksi BPS Adi Lumaksono dalam jumpa pers di gedung BPS, Jakarta, Senin (3/3/2014).
Lebih lanjut ia mengatakan beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Februari 2014 antara lain adalah beras, ikan segar, cabai rawit, bayam, rokok kretek, tarif kontrakan rumah, emas perhiasan, tarif angkutan udara, mie kering instan, ikan diawetkan, susu bubuk, susu untuk balita, kacang panjang, kangkung, terong panjang, wortel, anggur, melon, minyak goreng, mie, nasi dengan lauk, es, pasir, tarif sewa rumah, kulkas, tas dan mobil.
Sementara komponen yang menghambat terjadinya inflasi atau yang mengalami penurunan harga adalah bawang merah, cabai merah, bahan bakar rumah tangga dan daging ayam ras, tomat sayur dan tomat buah.
Menurut data BPS, sambung dia, dari 82 kota yang disurvei ada 55 kota mengalami inflasi dan 27 kota mengalami deflasi.
"Inflasi tertinggi terjadi di Pontianak 2,73 persen dan terendah terjadi di Bandar Lampung dan Probolinggo masing-masing 0,02 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Sibolga 2,43 persen dan terendah di Tanjung dan Balikpapan masing-masing 0,18 persen,"ujarnya.
Ia juga mengatakan tingkat inflasi berdasarkan tahun kalender (Januari-Februari) 2014 sebesar 1,33 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Februari 2014 terhadap Februari 2013) sebesar 7,75 persen.
Sementara komponen inti pada Februari 2014 sebesar 0,92 persen dan tingkat komponen inti tahun ke tahun sebesar 4,57 persen.