Ciptakan Sinergi Hulu-Hilir, Pemerintah Dorong Pengembangan Kemitraan Closed Loop Agribisnis Hortikultura
20 Jun 2023 23:05Ciptakan Sinergi Hulu-Hilir, Pemerintah Dorong Pengembangan Kemitraan Closed Loop Agribisnis Hortikultura
Pemerintah terus berkomitmen untuk menguatkan ketahanan pangan dan peningkatan kesejahteraan petani diantaranya melalui model kemitraan closed loop agribisnis hortikultura yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Model kemitraan agribisnis tersebut sering disosialisasikan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dengan audiensi ke berbagai pihak, seminar, dan rapat koordinasi. Hal ini dilakukan karena sinergi seluruh stakeholder pertanian penting untuk memperkuat dan menciptakan iklim berusaha yang berdaya saing dan berkeadilan pasca era pandemi Covid-19.
Bertepatan dengan kegiatan Pekan Nasional Petani dan Nelayan (PENAS) 2023 di Kota Padang, Sumatera Barat, Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikultura Kemenko Perekonomian Yuli Sri Wilanti menyelenggarakan kegiatan seminar dengan Tema “Peningkatan Daya Saing Komoditas Hortikultura melalui Kemitraan Closed Loop Integrasi Hulu Hilir” pada Selasa (13/06).
Asdep Yuli menerangkan bahwa tujuan dari program kemitraan agribisnis terintegrasi ini untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani, memberikan pendampingan, menjamin kepastian pasar, dan tentunya untuk menjaga kestabilan inflasi khususnya pada komoditas strategis seperti cabai dan bawang merah.
Selain itu, pengembangan kemitraan closed loop agribisnis hortikultura dimaksudkan untuk membangun ekosistem rantai pasok dan rantai nilai dari hulu sampai dengan hilir yang terintegrasi dan bersifat end to end model, dimana petani diajarkan budidaya sesuai Good Agricultural Practicess (GAP) dengan memperhatikan pola tanam, pola panen, penanganan pasca panen hingga distribusi dan pemasaran untuk menghasilkan produk berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
“Saat ini telah ada 16 kabupaten yang sudah terlibat di dalam program kemitraan ini dengan memberikan dampak kepada kurang lebih 400 petani dengan luas lahan 200 ha dan akan terus bertambah dari waktu ke waktu. Saat ini juga telah ada 9 kabupaten yang sudah merencanakan untuk terlibat di dalam program kemitraan ini. Antusias dari beberapa kabupaten yang ingin terlibat dalam program ini juga kami dapatkan sejak hari pertama pembukaan PENAS 2023,” ungkap Asdep Yuli.
Kemudian dalam kesempatan tersebut Co-Founder & CEO EPTILU Rizal Fahreza menuturkan manfaat yang dirasakan oleh petani dengan adanya kegiatan Kemitraan Closed Loop Agribisnis Hortikultura di Kabupaten Garut, Jawa Barat, yakni adanya kepastian rencana jadwal sistem pola tanam, kepastian pembayaran dan kepastian pasar, adanya dukungan rekomendasi akses pembiayaan serta kesempatan peluang pinjaman sarana produksi, adanya kesempatan pendampingan budidaya melalui Sekolah Lapang (SL), kesempatan pendampingan SL GHP (Good Handling Practicess), petani mendapatkan kesempatan capacity building peningkatan pengetahuan informasi dan teknologi, petani mendapatkan studi banding membaca karakter pasar dan lembaga lain antar daerah di Indonesia serta Mengikuti Capacity Building dan Sharing pengetahuan bersama.
Dalam seminar tersebut, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut Beni Yoga menyampaikan bahwa saat ini Kemitraan Closed Loop Agribisnis Hortikultura telah dimasukan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Garut. Peranan strategis program Closed Loop terhadap perekonomian daerah diantaranya meningkatkan nilai tambah produk pertanian Kabupaten Garut, mendukung program pengendalian inflasi daerah serta menjadi klaster ekonomi baru.
Tiga tantangan pengembangan sektor pertanian saat ini masih dihadapkan pada persoalan modal, pasar, dan pendampingan sehingga dibutuhkan inisiatif kolaboratif seperti inclusive closed loop yang melibatkan petani, koperasi, perbankan, hingga off taker.
Hadir sebagai narasumber dalam kesempatan tersebut Direktur Pengembangan Agribisnis, PT Paskomnas, Director Program-Agriculture, Entrepreneurship, and Financial Inclusion Mercy Corps Indonesia, dan Pimpinan Perusahaan Tabloid Sinar Tani. Peserta dalam seminar tersebut terdiri dari perwakilan SKPD di beberapa wilayah di Indonesia, akademisi, kelompok petani, para penyuluh pertanian. (dep2/ltg)