Sumber ekon.go.id

Pengembangan dan Replikasi Kemitraan Closed Loop Agribisnis Hortikultura

03 Dec 2021 21:19

Sesuai dengan arahan Presiden RI Bapak Joko Widodo dalam acara Food Security Summit ke-5 pada tanggal 18 November 2020, model kemitraan inklusif closed loop terus dikembangkan dan direplikasi. Beberapa Pemerintah Daerah telah berminat mengembangkan pola kemitraan multistakeholder ini, salah satunya adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian Musdhalifah Machmud yang diwakili oleh Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikultura Yuli Sri Wilanti melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dan tanam perdana program Kemitraan Closed Loop Agribisnis Hortikultura di Kabupaten Sikka yang diselenggarakan di halaman Kantor Bupati Sikka, Kamis (2/12), dengan melibatkan enam belas stakeholder pusat dan daerah. Kegiatan ini sebagai bentuk komitmen sinergitas dan kolaborasi dalam membangun ekosistem hulu hilir yang terintegrasi dan berorientasi pasar.

Penandatanganan Nota Kesepahaman ini dihadiri langsung oleh para stakeholders terkait yaitu Wakil Bupati Sikka, Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga Kemendes PDTT, Direktur Utama Bank BPD NTT, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Nusa Nipa Indonesia, Ketua Bumdesma serta perwakilan dari Bank Indonesia Provinsi NTT, PT Petrokimia Gresik, PT East West Seed Indonesia, PT Asuransi Central Asia, PT Dharma Guna Wibawa, PT Agromar Indonesia, Yayasan Bina Tani Sejahtera serta para petani milenial yang tergabung dalam Poktan Moeda Tani Farm.

Penanaman perdana dilakukan di atas lahan milik Pemda seluas 5 ha dengan mengembangkan smart farming Sistem Irigasi Tetes (Drip Irrigation System). Komoditas utama yang ditanam adalah cabai, bawang merah dan tomat, dimana ketiga komoditas tersebut turut menyumbang inflasi bahan makanan sehingga diharapkan dengan adanya kemitraan ini mampu memenuhi pasokan dan menstabilkan harga serta menjaga besaran inflasi di Nusa Tenggara Timur.

Pada kesempatan ini, Wakil Bupati Sikka Romanus Woga memberikan dukungan penuh pada kemitraan ini dan berharap agar Moeda Tani Farm dapat mengajak dan menjadi contoh bagi para pemuda di Kabupaten Sikka untuk bergabung dan menjadi petani milenial. 

Yance Maring, selaku Ketua Kelompok Moeda Tani Farm menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan dari para stakeholder dalam kemitraan ini. "Kami sebagai anak muda sangat bangga karena diberi kesempatan untuk menjalankan program closed loop yang pertama kali di Indonesia Timur sehingga kami berharap kedepannya tidak ada krisis petani dan hasil pertanian di wilayah timur Indonesia ini" tutur Yance.

Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga Kementerian PDTT RI Samsul Widodo dalam arahannya mengatakan bahwa Kabupaten Sikka memiliki lahan pertanian yang sangat luas sehingga  harus didorong menjadi tempat pembelajaran bagi lahan kering. Beliau juga berpesan agar di tahun 2023, Kabupaten Sikka mampu menjadi success story dan barometer hortikultura di wilayah timur Indonesia.

Pada kesempatan tersebut juga disampaikan secara simbolis bantuan paket irigasi tetes dari Pemerintah Provinsi NTT, bantuan smart farming dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, bantuan pupuk dari PT Petrokimia Gresik untuk lahan demplot seluas 0,2 ha, serta penyaluran Kredit Merdeka dari BPD Provinsi NTT untuk mendukung usaha tani kepada Poktan Moeda Tani Farm. Dukungan moril maupun materiil dari para stakeholder ini memberikan semangat yang luar biasa bagi para petani.

Melalui nota kesepahaman tersebut, Asisten Deputi Yuli berharap agar manajemen produksi dan pemasaran hasil komoditi hortikultura dapat dioptimalkan sehingga kesenjangan supply-demand komoditas hortikultura di wilayah timur Indonesia mampu teratasi dengan baik. “Saya minta agar petani bersama dengan Bumdesma dan penyedia sarpras dapat mengatur pola tanam dan pola panen sebaik mungkin dan disesuaikan dengan kebutuhan pasar”, tutur Asisten Deputi Yuli.

Asisten Deputi Yuli juga menambahkan bahwa program pengembangan kemitraan closed loop ini akan menjadi program prioritas nasional sehingga Kemenko Bidang Perekonomian akan mengoordinasikan melalui integrasi kebijakan dengan skala yang lebih besar di bidang pertanian (pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan dan perikanan) dalam lahan yang lebih luas dan melibatkan lebih banyak petani, sebagaimana arahan Bapak Presiden bahwa program closed loop ini diharapkan mampu melibatkan 2 juta petani swadaya di tahun 2023. (dep2/fsr)

***


Bagikan di | Cetak | Unduh