Sumber ekon.go.id

Pemerintah Gali Penyebab Terhambatnya Sistem Resi Gudang

01 Sep 2016 19:37

Sistem Resi Gudang (SRG) diharapkan memiliki peranan dalam mewujudkan ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan pangan. Selain itu, SRG ini juga dibentuk untuk mengangkat derajat petani yang selalu ada di posisi tawar terendah. Pemerintah dalam rapat koordinasi sistem resi gudang kali pertama di Jakarta (31/8) ini fokus menggali penyebab tidak berjalannya sistem sesuai perkiraan.

Hadir dalam rapat yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution ini antara lain Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan Bachrul Chairi, dan pejabat Kementerian/Lembaga terkait.

Program yang dimulai sejak tahun 1997 ini, ide awalnya untuk mendukung kebutuhan masyarakat khususnya produk pangan. Namun, dalam  perjalanannya terdapat beberapa kendala. Saat ini, terdapat 168 gudang SRG dengan komoditas utama gabah dan beras, namun kelengkapan fasilitas perlu ditingkatkan. Minimnya kelengkapan fasilitas gudang menjadi salah satu faktor penghambat jumlah gudang yang aktif.  

Menko Perekonomian turut menyatakan salah satu faktor yang juga perlu menjadi perhatian adalah pengelola. “Salah satu faktor yang kita hadapi sebenarnya adalah kita belum bisa menghadapi secara tuntas aspek  sederhana yaitu pengelolanya,” ujarnya.

Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Kemenko Perekonomian Edy Putra Irawady menambahkan resi gudang semestinya tidak hanya sebagai instrumen jaminan, tapi juga instrumen keuangan inklusif. Oleh karenanya, dibutuhkan kebijakan penguatan legitimasi.

“Instrumen ini sangat diperlukan untuk komoditi rakyat, tidak hanya soal pangan. SRG ini legalitasnya kuat, tapi legitimasinya lemah. Butuh kebijakan penguatan legitimasi karena ini adalah akses keuangan inklusif,” paparnya.

Di akhir rapat, Darmin menyampaikan perlunya mencermati beberapa hal dan memastikan desain dasar sistem ini dapat diimplementasikan optimal. “Kita perlu memperbaiki standar gudang dan pengelola. SRG perlu dibuat lebih menarik. Kita siapkan solusi yang lebih besar,” tutupnya. (idc/nay)

***

 


Bagikan di | Cetak | Unduh