Dorong Investasi dan Hilirisasi, Menko Airlangga: Indonesia Berpotensi Menjadi Center dari Critical Minerals dan Renewable Energy
04 Dec 2024 21:13KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
SIARAN PERS
HM.4.6/427/SET.M.EKON.3/12/2024
Dorong Investasi dan Hilirisasi, Menko Airlangga: Indonesia Berpotensi Menjadi Center dari Critical Minerals dan Renewable Energy
Jakarta, 4 Desember 2024
Indonesia dengan sumber daya serta cadangan mineral dan batubara yang cukup melimpah harus didukung dengan investasi dan kompetensi sumber daya manusia yang memadai. Berdasarkan data Kementerian ESDM, total investasi di sektor mineral dan batubara telah mencapai USD56 miliar sejak 2015 hingga Juni 2024.
“Ini salah satu sektor yang menjadi pemicu dari pertumbuhan perekonomian nasional. Ini jadi andalan bersama dengan SDA lain yaitu sawit. Jadi tandem mineral batubara dan sawit, itu menjadi ekspor devisa kita yang menjaga rupiah tetap stabil,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Indonesia Mining Summit, Rabu (4/12).
Pemerintah akan berusaha untuk membantu industrialisasi mineral dan batubara melalui sejumlah insentif. Saat ini sudah terdapat 87 smelter yang beroperasi dari total 172 smelter yang dibangun.
Menko Airlangga juga mengatakan investasi menjadi kunci penting pertumbuhan ekonomi. Tahun 2024 ditargetkan investasi sebesar Rp1.900 triliun dan tahun 2025 meningkat menjadi Rp2.100 triliun. Salah satu yang terus dikembangkan yakni hilirisasi dan pendalaman struktur supply chain. Terkait critical minerals, perlu untuk menjaga kerja sama dengan negara lain dalam rangka meningkatkan investasi dan menghasilkan devisa.
Hilirisasi telah terbukti berbuah manis bagi perekonomian Indonesia, contohnya smelter milik Freeport Indonesia di Gresik mampu mengolah 3 juta ton konsentrat tembaga, dihasilkan sekitar 60 ton emas dan 900 ribu anoda tembaga, beserta produk turunannya. Emas yang dihasilkan bisa mengurangi ketergantungan akan impor emas dan berpotensi menghemat devisa hingga Rp200 triliun per tahun.
Selain itu, Menko Airlangga mengungkapkan bahwa Indonesia sudah menyelesaikan perjanjian Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA) serta MoU terkait critical minerals dengan Kanada. “Dengan demikian, kita di Amerika Utara sudah punya beachhead. Jadi kita sudah punya platform untuk masuk ke pasar Amerika melalui Kanada. Dan Kanada berjanji akan menjadi teman kita, strategic partner kita untuk pengembangan daripada strategic critical minerals,” ujar Menko Airlangga.
Arah pengembangan investasi hilirisasi di Indonesia juga harus dilakukan dengan mengedepankan environmental, social, and governance (ESG). Pembangunan harus menerapkan prinsip ramah lingkungan, kesesuaian terhadap regulasi, serta prioritas penggunaan tenaga kerja lokal secara bertahap. Transfer teknologi dan upaya peningkatan kapasitas masyarakat lokal merupakan faktor yang ditekankan pemerintah dalam menerima investasi.
Menko Airlangga menginginkan pengembangan lanjutan dari hilirisasi yang mendukung renewable energy, salah satunya hilirisasi pasir silika dengan pengembangan floating glass yang akan menjadi glass untuk solar panel dan akan bisa didorong untuk membuat semikonduktor kedepannya. Ini menjadi kekuatan karena pasir silika Indonesia dikenal cukup baik.
“Oleh karena itu dalam posisi seperti ini tentunya kita berharap bahwa Indonesia bisa menjadi the center daripada critical minerals dan renewable energy. Indonesia blessed dengan adanya geothermal, dengan adanya hydropower, dengan adanya ocean thermal atau dari ombak di bawah laut. Dan juga tentunya salah satu lagi yang kemarin banyak dibahas adalah terkait dengan net zero emissions dimana kita punya carbon capture and storage,” pungkas Menko Airlangga. (dlt/fsr)
***
Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi, dan Persidangan
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Haryo Limanseto
Website: www.ekon.go.id
Twitter, Instagram, Facebook, TikTok, Threads, & YouTube: @PerekonomianRI
Email: humas@ekon.go.id
LinkedIn: Coordinating Ministry for Economic Affairs of the Republic of Indonesia