Sumber ekon.go.id

Pengembangan Komoditas Hortikultura untuk Peningkatan Kinerja Ekspor Nasional dan Perekonomian Daerah

29 Jan 2022 14:46

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS
HM.4.6/38/SET.M.EKON.3/1/2022

Pengembangan Komoditas Hortikultura untuk Peningkatan Kinerja Ekspor Nasional dan Perekonomian Daerah

Bondowoso, 29 Januari 2022

Dalam rangka meningkatkan kinerja perdagangan pada tahun 2022, Pemerintah mendukung pengembangan ekspor produk yang berdaya saing dan memiliki potensi ekspor yang tinggi. Salah satunya adalah produk dari sektor pertanian dan hortikultura.

Merujuk informasi dari Database Pertanian Kementerian Pertanian, pada tahun 2021 ekspor hortikultura mencapai USD 647,24 juta, atau meningkat 0,27 persen dibandingkan dengan tahun 2020. Peningkatan ekspor ini didominasi oleh komoditas buah-buahan selama masa pandemi Covid-19 tahun 2021. Nilai realisasi ekspor buah-buahan tahun 2021 tercatat sebesar USD 488,18 juta, meningkat 25,21 persen dibandingkan tahun 2020.

“Pada saat pandemi dimana banyak negara lain mengalami kesulitan, ekonomi kita masih mampu tumbuh positif,” ujar Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso dalam sambutannya pada acara Penanaman Perdana Pisang Cavendish, Program Pengembangan Hortikultura Berorientasi Ekspor yang berlokasi di Desa Maskuning Kulon, Kecamatan Pujer, Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur, Sabtu (29/01).

Untuk mempercepat program peningkatan ekspor produk pertanian, Kemenko Perekonomian mendorong Pengembangan Kawasan Hortikultura Berorientasi Ekspor melalui kerja sama kemitraan pemerintah, swasta, dan para petani. Hingga saat ini, pengembangan kawasan hortikultura berorientasi ekspor telah dilakukan di 7 (tujuh) lokasi yakni Tanggamus-Lampung, Jembrana-Bali, Bener Meriah-Aceh, Blitar, Garut, Sukabumi, dan Ponorogo. “Kemudian pada hari ini di Bondowoso dikembangkan kawasan yang serupa,” jelas Sesmenko Susiwijono.

Sebagai langkah konkret, dengan menjadikan benchmark keberhasilan di Lampung dalam pengembangan komoditas ekspor pisang dan nanas, Pemerintah mereplikasi keberhasilan ini ke daerah-daerah lain dengan tujuan diantaranya peningkatan ekspor sekaligus substitusi impor, peningkatan ekonomi daerah, peningkatan kesejahteraan petani, serta peningkatan produksi, kualitas, dan kontinuitas produk hortikultura.

Guna mendukung keberhasilan program Pengembangan Hortikultura Berorientasi Ekspor tersebut, diperlukan sinergi dan kolaborasi dari berbagai pihak. Komitmen dan dukungan Pemerintah Daerah juga dibutuhkan dalam hal penyediaan lahan, pembangunan infrastruktur pendukung, penguatan kelembagaan petani, akses pembiayaan, dan pendampingan kepada petani, serta dari pihak swasta agar melakukan kerja sama kemitraan dengan kelompok tani atas dasar pemberdayaan yang saling menguntungkan kedua belah pihak (win-win solution) untuk melakukan budidaya atau produksi komoditas yang berdaya saing dan berkualitas ekspor.

“Akhirnya, kami berharap penanaman perdana di lahan demplot seluas 1,8 ha ini dapat ditindaklanjuti dengan penguatan kapasitas kelembagaan petani, perluasan lahan, serta penyiapan infrastruktur dan pembiayaan, sehingga mampu memenuhi permintaan pasar untuk substitusi impor dan peningkatan ekspor,” pungkas Sesmenko Susiwijono.

Dalam rangka meningkatkan akses pembiayaan bagi para petani di Kabupaten Bondowoso, pada kesempatan tersebut Sesmenko Susiwijono secara simbolis menyerahkan bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Negara Indonesia (BNI) diantaranya kepada Abdullah yang menerima KUR Ternak Sapi senilai Rp25 juta, Juhari yang menerima KUR Pertanian Padi senilai Rp40 juta, dan Mustafa yang menerima KUR Industri Pengolahan Padi senilai Rp250 juta.          

Penanaman Perdana Pengembangan Kawasan Hortikultura di Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur merupakan hasil kolaborasi yang baik antara semua pihak yakni Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan dukungan penuh dari Gubernur Jawa Timur, Bupati Bondowoso, Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Hortikultura, Pemerintah Kabupaten Bondowoso, dan PT Great Giant Pineapple (PT GGP).

Turut hadir dalam acara Penanaman Perdana Pisang Cavendish di Kabupaten Bondowoso di antaranya Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Musdhalifah Machmud, Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juliardika, Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Syamsul Widodo, Bupati Kabupaten Bondowoso K.H. Salwa Arifin, Bupati Kabupaten Malang Sanusi, Kepala Kanwil Jatim II DJBC Oentarto Wibowo, Asisten Deputi Fasilitasi Perdagangan, Plt. Asisten Deputi Bidang Pengembangan Logistik Nasional Kemenko Perekonomian Tatang Yuliono, dan Asisten Deputi  Pengembangan Agribisnis Hortikultura R.R. Yuli Sri Wilanti. (ag/fsr)

***

Biro Komunikasi, Layanan Informasi, dan Persidangan
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Haryo Limanseto


Website: www.ekon.go.id
Twitter, Instagram, Facebook, & Youtube: @PerekonomianRI
Email: humas@ekon.go.id
LinkedIn: Coordinating Ministry for Economic Affairs of the Republic of Indonesia


Bagikan di | Cetak | Unduh